Pengalaman Saya Menjadi Anggota FSPMI

 

Karena Berserikat Kami Bermartabat

Bacaan Lainnya

Cirebon, KPOnline – Saya Nasrulloh dari PUK SPAI FSPMI PT.Sumber Alfaria Trijaya,tbk. Di tahun 2009 Saya di terima di PT.Sumber Alfaria Trijaya,tbk. Di daerah kota Cirebon, di jalan Kalijaga.Pada waktu itu Saya baru terjun ke dunia kerja.

Di tempat saya bekerja banyak sekali aturan-aturan yang menyimpang dari Undang-Undang.Tapi pada saat itu Saya nggak begitu pikirin.

Yang ada di pikiran Saya yang penting kerja kerja dan kerja, karena saya ingat betul kata Emak Saya, “kerja lah yang rajin nak dan jangan pernah melawan Bos mu, biar nggak kena PHK dan bisa lebih cepat naik jabatan”.

Tapi, seiring berjalannya waktu Saya pun merasa nggak kuat sendiri dengan aturan-aturan yang semena-mena yang diterapkan oleh Perusahaan. Kami diperlukan seperti binatang, jam kerja yang tidak karuan, hitungan lemburan yang nggak jelas. Kami lembur pun di paksa oleh mereka, sampai-sampai gerbang gudang pun di tutup, biar nggak ada yang pulang. Benar-benar kejam.

Pada waktu itu, tepatnya di tahun 2013. Saya dan kawan-kawan seperjuangan berniat untuk mendirikan serikat pekerja. Kami berpikir keras gimana caranya keluar dari tekanan ini.

Alhamdulillah, Allah SWT pun mengijabah do’a kami. Kami di pertemukan anak baru di PT. tempat Saya Bekerja, dia bernama Anggi. Sedikit banyaknya Dia mengerti dunia ketenagakerjaan, karena Dia merupakan anggota Serikat Pekerja FSPMI di salah satu PT. di Jakarta.

“Untuk melawan penindasan ini Kita harus berserikat,” ujar Anggi.

Setiap hari sepulang kerja Saya bersama Kawan-kawan selalu berkumpul mengadakan konsolidasi-konsolidasi, diskusi dan sebagainya. Untuk mencari tahu bagaimana caranya untuk membentuk Serikat Pekerja atau Buruh.

Dan akhirnya, pada tanggal 16 Oktober 2013 Kami resmi dilantik oleh pimpinan-pimpinan FSPMI. Antara lain: Bung Rosad, Bung Baris Silitonga, Bung Suryadi,dkk.

Setelah Kami bergabung dengan Serikat Pekerja, jalan Kami untuk meraih kesejahteraan pun belum begitu mulus, hantaman demi hantaman datang bertubi-tubi. Tapi Kami terus melawan walaupun di diri ini masih ada rasa takut.
Satu persatu Kami menyuarakan hak-hak Kami dan alhamdulillah pihak perusahaan pun mengabulkan permintaan Kami. Antara lain yang Normatif.

Saya bersyukur mengenal FSPMI dan menjadi bagian dari FSPMI. Karena dengan berserikat Kami bermartabat. Kami tidak di pandang sebelah mata lagi.

Terima kasih FSPMI

Pos terkait