Pemburu Berita Hadir di Kerumunan Aksi, Apa yang Dicari?

Salah satu sesi dalam pelatihan Video dan Fotografi

Bekasi, KPonline – Banyak pemburu berita hadir di tengah-tengah aksi buruh. Mereka berasal dari media cetak online. Tak jarang televisi.

Mereka ada yang melakukan wawancara dan banyak pula mengambil momentum  dengan peralatan digitalnya. Tak peduli panas, tak peduli dengan wangi parfum yang mulai luntur oleh cucuran keringat peseta aksi. Pokoknya mereka ikut menikmati apa yang peserta aksi rasakan.

Tapi yang sangat disayangkan dari sekian banyak media yang meliput aksi, sedikit sekali yang memberitakanya secara jelas apa yang menjadi tuntutan massa aksi. Justru yang sering mengangkat soal kemacetan yang ditimbulkan hingga sampah yang berserakan.

Justru yang banyak adalah status dan photo dari akun media sosial peserta aksi. Kenapa?

Apakah beritanya tidak bagus? Apakah hanya sisi negatifnya saja yang mereka cari atau sekedar mengoleksi dan menjadi pajangan di media penyimpanannya?

Para pemburu berita di tengah-tengah aksi massa.

Beberapa tahun silam kita masih sering melihat di TV berita tentang isu buruh. Tapi saat ini berita buruh yang tayang bisa dihitung dengan jari. Itu pun hanya beberapa stasiun TV saja. Ada apa?

Media sebagai alat penyampai informasi sekaligus penggiring opini. Siapa yang menguasai media dia akan memenangkan pertarungan itu.

Dari kondisi di atas dimana kita sangat sulit menemukan berita isu-isu perburuhan, maka hadirlah Media Perdjoeangan.

Sebagai salah satu pilar organisasi, sadar atau tidak, diakui atau tidak, media dalam hal ini tulisan, foto, video bahkan media sosial punya peranan penting dalam organisasi sebagai ujung tombak kecepatan informasi.

Beberapa waktu lalu Media Perdjoeangan merayakan hari kelahirannya yang genap 11 tahun.

Sebelas tahun bukan waktu yang singkat dalam perjalanannya. Banyak sekali isu perburuhan yang diangkat meskipun masih ada beberapa kekurangan.

Saat ini Media Perdjoeangan terus mengepakkan sayapnya menjaring kader kader citizen jurnalism melalui pendidikan dan latihan, agar supaya informasi isu-isu baik itu sosial budaya, ekonomi dan politik khususnya isu buruh dari pelosok pelosok makin beragam dapat terkabarkan dan diketahui oleh publik.

Jayalah Media Perdjoeangan. Teruslah menjadi corong perlawanan dan perdjoeangan kaum buruh.

Penulis: Sukardi (PUK Mushashi)