Nono Kartono, Pemimpin Buruh yang Berani dan Bertanggung Jawab

Nono Kartono

Bekasi, KPonline – Rekomendasi dan dukungan yang diberikan organisasi FSPMI – KSPI terhadap Nono Kartono dinilai tepat. Hal ini, karena, selama ini Nono terbukti sebagai pemimpin buruh yang dikenal berani dan bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang dihadapi. Ia juga gigih memperjuangkan peningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh.

Pria yang saat ini diberi amanah sebagai Ketua Forum Silaturahmi Serikat pekerja FSPMI Kawasan Industri MM2100 ini bahkan sempat diperiksa Polda Metro Jaya terkait aksi buruh Bekasi dalam memperjuangkan kenaikan upah.

Bacaan Lainnya

Ceritanya, tahun 2014, kaum buruh — tak terkecuali di Bekasi — memutuskan untuk melakukan aksi besar-besaran. Gerakan itu dikenal sebagai Mogok Nasional Jilid 3. Nono menggerakkan massa buruh yang berada di dalam kawasan Industri MM2100.

“Sejak pagi, sekitar jam 6, saya sudah berkeliling kawasan menggunakan mobil komando dari FSPMI Purwakarta yang dari semalam sudah mennginap di PT saya,” kenang Nono.

Setelah berkeliling, ia dan rombongan kemudian berhenti di perempatan dekat PT Higashifuji. Tidak lama kemudian, ada informasi jika buruh yang menyisir massa aksi dihadang aparat kepolisian di dalam kawasan, kurang lebih 500 meter dari gerbang tol kawasan MM2100. Para buruh mendapat kekerasan dari aparat. Sebagian ada yang jidat dan kepalanya berdarah.

Dalam kejadian itu, ada 12 orang anggota PUK SPAMK FSPMI PT Mitsuba Indonesia Pipe Parts yang ditangkap. Mereka ditahan di pos satpam kawasan.

Mengetahui kabar itu, Nono yang juga merupakan ketua PUK segera mendatangi kawan-kawannya yang ditahan. Dia menemui Kasat Intelkam dan meminta agar anggotanya dilepaskan dan dibawa ke rumah sakit. Banyak diantara mereka yang terluka.

Bahkan Nono Kartono siap melakukan tukar guling. Dia mempersilakan polisi menangkapnya, asalkan 12 orang anggotanya dilepaskan. Setelah melakukan sejumlah proses negosiasi, permohonannya dikabulkan. Anggotanya dilepaskan, kemudian Nono dibawa ke Polres Bekasi, sebelum kemudian dibawa ke Polda Metri Jaya.

Di Polda, dia di BAP sejak jam 10 pagi hingga jam 11 malam. Setelah BAP selesai, dia diminta menandatangani BAP. Tetapi Nono menolak, karena di dalam BAP disebutkan, bahwa buruh masuk tol Cikarang Utama. Padahal faktanya tidak demikian. Tidak ada buruh yang masuk ke dalam tol. Aparat justru menghadang dan melakukan kekerasan terhadap massa buruh di dalam kawasan.

Akhirnya poit yang mengatakan bahwa buruh masuk ke dalam tol dihapus. Ia kemudian dituduh melanggar pasal 214 KUHP, tetapi kemudian dibebaskan karena tidak terbukti melakukan apa yang dituduhkan.

Cerita di atas membuktikan bahwa Nono Kartono memiliki keberanian dan bertanggung jawab atas amanah yang diberikan kepadanya. Ia bukan tipe pemimpin yang lari menghindar ketika menghadapi permasalahan.

Baca artikel lain tentang Nono Kartono

Pos terkait