Narwoko Usulkan Rakernas FSPMI Tidak Digelar Saat Hari Libur Keagamaan

Narwoko Usulkan Rakernas FSPMI Tidak Digelar Saat Hari Libur Keagamaan

Bandung, KPonline – Dalam pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Serikat Pekerja Logam (SPL) FSPMI yang digelar di Hotel Grand Pasundan, Bandung, Jumat (30/5/2025), Ketua PC SPL FSPMI Kabupaten Sidoarjo, Narwoko, S.H., menyampaikan usulan penting terkait jadwal kegiatan organisasi. Di hadapan 250 peserta dari seluruh Indonesia, Narwoko mengusulkan agar pelaksanaan Rakernas maupun kegiatan organisasi lainnya tidak dijadwalkan bertepatan dengan hari libur keagamaan.

Usulan tersebut disampaikan Narwoko dalam sesi diskusi Rakernas yang berlangsung pada Jumat, 30 Mei 2025. Ia menyoroti bahwa pelaksanaan Rakernas kali ini bertepatan dengan Hari Kenaikan Isa Almasih, sebuah hari besar yang dirayakan oleh umat Kristiani di Indonesia.

“Saya mengusulkan agar ke depan, kita lebih memperhatikan hari-hari besar keagamaan dalam penjadwalan kegiatan organisasi. Ini penting, bukan hanya sebagai bentuk penghormatan terhadap keberagaman, tetapi juga agar seluruh peserta, tanpa terkecuali, bisa mengikuti kegiatan dengan nyaman dan khusyuk,” ujar Narwoko.

Menurutnya, semangat kebersamaan dalam serikat pekerja harus mencerminkan nilai-nilai inklusivitas dan saling menghargai. Ia menambahkan bahwa menghormati hari libur keagamaan bukan hanya soal toleransi, melainkan juga bagian dari upaya memperkuat solidaritas antaranggota serikat yang berasal dari latar belakang agama yang berbeda.

Usulan ini mendapat perhatian serius dari pimpinan sidang dan menjadi perhatian, bahkan mengucapkan selamat merayakan hari Kenaikan Isa Al-Masih kepada peserta Nasrani yang hadir .

Rakernas IV SPL FSPMI tahun ini mengangkat berbagai isu strategis dalam penguatan organisasi, salah satunya adalah penguatan nilai-nilai kebhinekaan dalam tubuh serikat pekerja. Dalam konteks tersebut, usulan Narwoko dinilai sejalan dengan semangat kebersamaan yang menjadi fondasi utama gerakan serikat.

Ke depan, diharapkan agenda-agenda organisasi FSPMI dapat lebih inklusif, tidak hanya dari segi isu perjuangan buruh, tetapi juga dalam menghormati keragaman budaya dan keyakinan di tengah anggotanya.(Khoirul Anam)