Mirah Sumirat: Pemerintah Jokowi Sudah Gagal, Buat Apa Kita Dukung Lagi?

Jakarta,KPonline – Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat mengatakan, pekerjaan rumah bagi presiden yang terpilih di 2019 adalah segera kerja nyata bukan hanya kalimat kerja, kerja, yang menjadi slogan semata. Apalagi hanya untuk meraih citra di depan. Mirah menyampaikan ini dalam cuitannya di account twitternya.

“Slogan kerja..kerja ..kerja tapi ternyata buruh asing yang kerja di Indonesia,” lanjutnya.

Bacaan Lainnya

Mirah juga menilai pemerintahan Jokowi-JK yang tengah berkuasa banyak yang membuat keputusan yang menyakiti kaum buruh. Pemerintah dianggap gagal mensejahterakan buruh yang masih hidup di garis kemiskinan.

“Prabowo satu-satunya orang yang berani menyanggupi keinginan buruh jadi kita coba. Pemerintah sekarang sudah gagal buat apa kita dukung lagi,” kata Mirah dalam kesempatan yang lain, seperti dikutip dari republika.co.id, Selasa (14/8).

Mirah menyebut kebijakan yang paling menyakiti hati kaum buruh yakni Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

Beleid tersebut dinilai bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sebab, dalam UU Ketenagakerjaan, penentuan pengupahan dibahas oleh Dewan Pengupahan yang terdiri dari serika pekerj, pengusaha, dan pemerintah. PP 78 Tahun 2015 membuat penentuan pengupahan hanya berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Sejauh ini, rata-rata inflasi yang dirilis BPS tergolong rendah dan berpengaruh terhadap nilai upah. Mirah mengatakan, inflasi hanya sebatas angka yang belum menggambarkan kondisi riil di lapangan. Pada kenyataannya, harga-harga kebutuhan pokok terus merangkak naik.

“Kehidupan buruh yang sudah miskin, dimiskinkan,” kata dia.

Selain itu, PHK massal makin tak terbendung. Ia sejak 2015 hingga saat ini sekitar 50 ribu lebih buruh dari perusahaan nasional telah di PHK dan terancam dirumahkan.

“Jadi kita berikan dukungan kepada Prabowo-Sandiaga lewat kontrak politik. Ada 10 tuntutan,” ujarnya.

Pos terkait