Menolak Aktivitas PT. SML, Suku Dayak Tomun Sampaikan Surat Terbuka ke Jokowi

Lamandau, KPonline – Masyarakat Kinipan Kecamatan Batan tawa, Kabupaten Lamandau, Kalimantan tengah menolak aktivitas Perusahan PT. SML yang merusak tanah dan hutan leluhur.

Hal penolakan terhadap aktivitas PT. SML ini sendiri sudah di sampaikan kepada Dewan yang betempat di Nagabulik melalui aksi Demo pada tanggal 8 September 2018 lalu.

Melaui video yang tersebar dan menjadi piral, salah satu warga Kinipan menyampaikan bahwa kegiatan PT. SML telah merusak ribuan hektar hutan yang sudah melewati batas.

“Kami keberatan atas Aktivitas PT. SML yang merajalelah menghancurkan hutan kami, itu hutan peninggalan nenek moyang untuk kami generasi muda tempat berburu, tempat meramu, tempat mencari obat, tempat mencari madu kalau dibiarkan habis, tidak menguntungkan kami, itu merusak hutan rimbah,” kata salah satu warga yang terekam dalm video berdurasi pendek tersebut.

“Harapan saya agar PT. SML segera berhenti jangan beraktivitas lagi, saya sudah beri peringatan kepada Dewan, apa nyawa kami atau nyawa SML yang jadi korban,” lanjutnya.

Adapun isi surat terbuka kepada Presiden Indonesia adalah sebagai berikut.

Kepada :
Yth. Bapak Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
di Tempat

Dengan hormat
Perkenalkan nama saya Jeki potter ariadi, suku asli Dayak tomun.

Perkenankan saya menyampaikan terkait kondisi masyarakat di Desa Kinipan, Kecamatan Batang kawa, Kabupaten Lamandau, Kalimantan tengah.

“Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata”

Masyarakat Adat Dayak Tomun yang bermikim di desa Kinipan menolak adanya kegiatan/aktivitas Perusahaan yang merusak tana dan hutan leluhur mereka. Saat ini Desa Kinipan berada tepat ditengah Ijin PT. SML, hal ini kemudian menjadi pemicu komplik antara masyarakat dan pihak Perusahaan.

Hujan yang sudah digusur dan yang akan digusur adalah sumber kehidupan masyarakat Dayak Tomun di Desa Kinipan.

Hutan itu adalah sejarah leluhur dan nenek moyang mereka, dimana bisa dibuktikan dengan bekas ladang, pohon buah, tanaman obatan, pohon madu serta bekas pondok pun masih ada.

Mendengar dan melihat langsung kondisi lapangan, membuat saya menuliskan surat terbuka ini kepada bapak Joko Widodo, selaku Presiden Republik Indonesia.

Ijinkan saya memohon dengan sangat kepada bapak untuk ikut membantu menyelesaikan sengketa dan komplik ini.

Besarlah harapanbsaya bapak dapat datang kesana serta melihat langsung kondisi lapangan di desa kinipan, sehingga masyarakat merasa tidak sendiri memperjuangkan tanah dan hutan leluhur mereka.

Kedatangan bapak juga diharapkan dapat menyelesaikan pro dan kontra antara pihak investor, pemerintah dan masyarakat, Karena bagaimanapun hutan dan isinya adalah bagian dari sejarah kebudayaan suku dayak yang tidak dapat di pisahkan.

Demikian dari saya, mohon maaf jika ada kalimat yang kurang berkenan.

Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata.
Jeki potter Ariadi.