Menjadi Relawan

Batam, KPonline – Senin, 5 Desember 2016, adalah Hari Relawan Sedunia atau bahasa kerennya International Volunteer Day. Tanggal 5 Desember ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Relawan Sedunia sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi para relawan yang turut serta mendukung pembangunan di berbagai negara maupun lintas negara.

Relawan sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Relawan adalah pihak-pihak yang menyumbangkan tenaga, pikiran, pengetahuan dan keahliannya kepada pihak lain yang membutuhkan. Relawan lebih mengutamakan kerja pelayanan daripada penghargaan secara individual. Bahkan, bagi umat beragama, sikap kerelawanan adalah bagian dari ibadah.

Di dunia pergerakan buruh Indonesia, hampir di pastikan dapat kita temui banyak relawan. Mereka bergerak dan berjuang semata-mata untuk satu tujuan yaitu kesejahteraan buruh dan keluarga, bahkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam setiap aksi yang di lakukan oleh FSPMI (baca:buruh) kita bisa melihat ratusan bahkan ribuan relawan buruh, mereka tidak takut di pukuli polisi, di semprot oleh water canon, di tembak dengan gas air mata, atau bahkan di penjara sekaligus. Mereka tidak takut gajinya di potong karena ikut aksi. Mereka memilih untuk berpanas-panasan, demi memperjuangkan hak dan hidup yang layak.

Mereka para relawan ini ingin menjadi bagian dan saksi sejarah bahwa kesejahteraan itu tidak turun sendirinya dari langit. Kesejahteraan itu harus di perjuangkan, dan bahwa perjuangan ini juga perlu pengorbanan.

Seperti halnya dengan kerja-kerja yang saya geluti sekarang ini sebagai salah satu  relawan media di sebuah pilar Federasi buruh terbesar di Indonesia. Tanpa di bayar? Ya benar sekali, Namanya saja relawan, maka semua pekerjaan tidak akan dibayar dan memang tak perlu dibayar. Konsep dasar relawan adalah membahagiakan orang lain dengan tenaga, dengan kontribusi dari diri kita langsung. Jika mengharapkan uang, maka bukan relawan namanya, tapi karyawan. Bahkan, kadang kita sendirilah yang harus mengeluarkan uang untuk hal-hal tertentu.

Konsep relawan yang pertama kali tersusun dalam benak saya adalah mereka yang secara sukarela (rela dan senang hati) memberikan tenaga, pikiran, dan waktu yang dimiliki secara sadar karena mereka mau dan mampu demi tercapainya sebuah tujuan.

Hal penting dan utama yang harus digaris bawahi adalah ‘tanpa pamrih dan imbalan’, kalaupun ada imbalannya itu adalah bonus dan apresiasi atas komitmen kita dan kerja-kerja yang telah kita berikan. Dan bonus apa yang kita dapat seringkali lebih besar daripada yang pernah kita bayangkan.

Tahu Jamkeswatch? Sebuah lembaga yang di dirikan oleh buruh untuk membantu masyarakat luas dalam memperoleh haknya atas pelayanan kesehatan khususnya BPJS. Mungkin butuh seharian penuh untuk menceritakan bagaimana kegigihan dan perjuangan para relawan jamkeswatch. Dan pada saat Aceh di landa gempa 6.5 SR, semua relawanpun bahu membahu mengulurkan tangan, membantu saudara-saudaranya yang tengah tertimpa musibah, tak terkecuali relawan dari unsur buruh, mereka turun langsung ke lapangan atau hanya sebatas menghimpun dan menyalurkan bantuan ke daerah bencana.

Tidak perlu membayangkan suatu gerakan besar. Karena, langkah-langkah kecil yang di lakukan oleh para relawan ternyata juga sangat berarti

Dan dari beberapa teman dan orang yang menjadi relawan, faktanya menurut mereka dengan menjadi relawan seseorang dapat merasa senang, mendapat kepuasan pribadi, menenangkan pikiran, yang berujung pada mental yang sehat dan kesehatan fisik yang lebih baik.
Jadi buat kamu yang mempunyai hobi suatu bidang tertentu,kenapa tidak mencoba menjadi relawan? (*)