Menguji Kekuatan Gerakan Serikat Pekerja

Bekasi,KPonline – Hari itu Kamis,14 Desember 2017, langit di atas kawasan Ejip, Bekasi mendung. Awan hitam seakan mau runtuh. Hati kami resah dan gelisah. Terutama kami yang bekerja shif 1. Bukan karena takut hujan atau badai. Akan tetapi karena hari itu kami belum juga menerima kepastian berapa hadiah kerja akhir tahun yang akan kami terima.

Waktu itu memang jadwal perundingan terakhir. Hari siang berlanjut sore, kami menerima kabar perundingan belum juga dimulai. Dalam hati kami bertanya-tanya, ada apa gerangan? Jam 3 sore pleno pun di kumpulkan. Intruksi pengurus PUK di terima anggota. Kami yang pulang kerja shift 1 belum boleh pulang dahulu. Tetapi kami di haruskan untuk menunggu dan mengawal perundingan hingga selesai. Kabar dimulainya perundingan akhirnya tiba. Kami senang bercampur gundah. Kami semua berdoa semoga perundingan berjalan dengan baik dan menghasilkan keputusan seperti apa yang kami harapkan.

Bacaan Lainnya

Waktu terus berjalan, magrib pun tiba. Yang beragama Islam menuju masjid untuk menunaikan kewajiban sholat. Maghrib berlalu lanjut isya. Jam menunjukan pukul 7 malam, rasa lapar mulai menyerang. Kami tetap bersabar menunggu. Jam 19.40 akhirnya perundingan selesai. Semua di kumpulkan di area kantin pabrik untuk mendengarkan informasi hasil perundingan. Alhamdulillah, akhirya perundingan hari ini dinyatakan selesai. Demikian kata salah seorang pengurus puk menggunakan megaphone.

“Satu yang harus kita ketahui bersama, hasil perundingan ini adalah karena perjuangan kita bersama. Hasil perundingan ini adalah hasil kerja keras kita semua. Karena kami team perunding tidak bisa apa-apa tanpa dukungan kawan kawan semua. Kita bisa mencapai hasil kesepakatan ini karena kita kompak bergerak bersama. “kata pengurus puk dengan nada serius.

Dalam hatiku membenarkan ucapan orang tersebut. Organisasi Serikat Pekerja memang akan kuat jika semua anggota kompak. Pengurus, Garda Metal, Pleno, anggota bisa bersinergi bersama dalam gerakan Serikat Pekerja. Perundingan hadiah akhir tahun memang selesai. Tapi perjuangan belum selesai. Masih ada perundingan yang menanti di bulan Januari. Bahkan perundingan nanti akan terasa berat. Hingga kini, akibat PP 78 UMSK kabupaten Bekasi maupun Karawang belum juga diputuskan. Sangat mungkin sekali UMSK hilang.

Beberapa daerah memang sudah ada yang hilang. Bagaimana dengan Bekasi? Bagaimana dengan Karawang? Bagaiman jika UMSK benar benar hilang? Pertanyaan itu terus saja berada di dalam benak kami para pekerja pabrik. Pikiran yang selalu membuat hati buruh gelisah tak tenang dalam bekerja. Apalagi harga kebutuhan pokok terus saja mengalami kenaikan, tanpa memperdulikan buruh pabrik yang upahnya mengalami devisit setiap bulan.

Astagfirullah, kami hanya bisa beristigfar ketika cobaan demi cobaan menimpa. Apalagi pejabat negara tak pernah memikirkan nasib kami rakyat kecil. Setiap nonton berita, cuma di suguhkan dengan dagelan tokoh politik berurai air mata karena jago pilgubnya mundur. Upah yang menjadi urat nadi kami belum juga ada kepastian. Terombang ambing tak tentu arah. Kini sudah bulan januari 2018. Seharusnya upah kami sudah naik, tapi nampaknya kami di paksa kembali untuk menikmati upah lama seperti awal tahun 2017 lalu. Semoga Tuhan masih memberi kami para buruh Indonesia kesabaran dan kekuatan melawan kedzoliman.(Eddo)

Pos terkait