Mengenal Tradisi Sungkeman Masyarakat Indonesia Saat Idul Fitri

Wonogiri, KPonline – Salah satu tradisi masyarakat Indonesia saat Lebaran atau Idul Fitri tiba adalah Sungkeman.

Dikutip dari KBBI, sungkem adalah sujud atau tanda bakti. Sementara sungkeman biasanya dilakukan pada pagi hari setelah Shalat Idul Fitri

Pada saat sungkeman Lebaran, orang-orang yang masih muda akan datang ke rumah yang lebih tua dan saling meminta maaf.

Walau menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Lebaran di masyarakat Jawa, tidak semua orang mengetahui asal kata sungkem.

Dilansir dari laman Puro Mangkunegaran, Sungkem diambil dari kata sungkeman yang memiliki arti bersimpuh atau duduk jongkok sambil mencium tangan orang yang dituakan.

Saat sungkeman, anak meminta maaf atas ucapan atau tindakan yang tidak berkenan. Tujuan permintaan maaf supaya dosa dan kesalahan mereka dihapus.

Anak yang melakukan sungkeman juga bisa berharap doa yang terbaik dari orangtua mereka ketika sungkem. “Ngaturaken sembah pangabekti kawulo. Sepinten kalepatan kulo, lampah kulo setindak, paben kulo sakecap ingkang mboten angsal idining sarak, kulo nyuwun pangapunten mugi lineburo ing dinzen riyoyo puniko.”

Artinya : Mengucapkan minta maaf atas semua kesalahan saya, semua tidakan saya, setiap ucapan saya yang sembarangan, saya minta maaf sebesar besarnya di hari raya ini.

Sebagai generasi muda seyogyanya kita melestarikan budaya luhur bangsa dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena meminta maaf adalah sebuah tindakan yang mulia. (Yanto)