Limbah PKS PT. SMA AAG Diduga Mencemari Air Sungai Perbaungan

Aek Nabara,KPonline – Dugaan tercemarnya ekosistem sungai yang berdampak kepada matinya sebagian biota air oleh limbah cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) bukan menjadi rahasia umum lagi. Tak jarang karena hal itu, banyak masyarakat yang merasa dirugikan karena menemukan air kotor berbau busuk dan tidak lagi dapat dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan.

Hal inilah yang dirasakan masyarakat Desa Perbaungan Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara.

Karena menemukan banyaknya ikan yang mati di sungai Perbaungan, masyarakat mendatangi PTPN III untuk menyampaikan keberatannya. Masyarakat menduga penyebab matinya ikan-ikan di sungai itu diakibatkan oleh limbah yang berasal dari PMKS PTPN III Aek Nabara (PARAS), Sabtu (5/6/2021)

Saat di konfirmasi koresponden KPonline yang sedang menelusuri permasalahan ini, Hendri Halim selaku SP Maneger PTPN III KANAS melalui Erwinsyah putra selaku Asisten Afdeling II menjelaskan membenarkan penemuan banyaknya ikan yang mati di sungai Perbaungan,

“Benar, salah satu warga yang tinggal di Desa Perbaungan melihat banyak ikan yang mati di aliran sungai Perbaungan. Kemudian mengkonfirmasi Manegement PTPN III KANAS, karena menduga sumber pencemaran berasal dari Land Aplication (LA) milik PTPN III Kebun Aek Nabara Selatan.

Manegement kemudian memberi penjelasan bahwa limbah tersebut tidak berasal dari LA, PTPN III KANAS diduga berasal dari PMKS PT. Supra Mata Abad Asian Agri Group (PT. SMA AAG) Aek Nabara. Dan pada pukul 16:00 wib, warga Desa Perbaungan, Wiharno Kepala Dusun dan Azmain, SP Anggota DPRD Labuhanbatu meninjau langsung ke lokasi/area sungai yang tercemari limbah tersebut. Dan benar adanya dugaan bahwa limbah tersebut berasal dari limbah cair PMKS PT. SMA AAG. Selanjutnya mereka menemui Manegement PT. SMA AAG” jelaskan Erwin

Lebih lanjut Erwin juga mengatakan bahwa petugas telah melakukan penelusuran yang menghasilkan dugaan pencemaran itu berasal dari limbah PT. SMA AAG,

“Jumat pagi 4 Juni 2021, Eriadi, Suheri Istrada, dan Toni Irawan petugas Land Application (LA) Afdeling II PTPN III KANAS melakukan pemeriksaan rutin jalur pengaliran limbah, tiba-tiba petugas melihat aliran sungai Perbaungan airnya berwarna coklat berbau busuk. Lalu petugas LA tersebut menelusuri aliran sungai dan mendapati banyak ikan yang mati akibat pencemaran limbah tersebut. Setelah ditelusuri, diketahui sumber limbah tersebut diduga berasal dari limbah milik PT. SMA AAG, sebab hilir dari aliran limbah tersebut menuju ke aliran sungai yang berada di pemukiman masyarakat Desa Perbaungan, Kecamatan Hulu, Kab. Labuhanbatu” urai Erwin menjelaskan.

Sementara itu, Maneger PMKS PTPN III PARAS yaitu Syamsul Rizal Sirait melalui Humasnya yang bernama Sugiat saat di konfirmasi mengatakan setelah mendapat kabar tersebut langsung melakukan pengecekan.

“Sabtu 5 Juni 2021 sekira pukul 15:00 wib kami mendapatkan kabar dari petugas Land Application (LA) Afdeling II PTPN III KANAS. Bahwa masyarakat Desa Perbaungan merasa aliran sungai tercemar limbah.

Menerima informasi tersebut, petugas LA pun bergegas melakukan pemeriksaan jalur LA Afdeling II PTPN III KANAS dan tidak menemukan kebocoran atau limpahan limbah yang mencemari air sungai. Atas pemeriksaan tersebut petugas LA pun kemudian melaporkan hasil pemeriksaan itu kepada Kepala Dusun (Kadus) Desa N5.

Atas laporan petugas LA yang tidak menemukan kebocoran, Kadus N5 lalu mengundang 2 perwakilan yaitu Suharno yang merupakan Kepala Desa Pembangunan dan Azmain, SP selaku Anggota DPRD Labuhanbatu untuk melihat langsung sumber limbah yang mencemari air sungai tersebut.

Setelah di telusuri sampai kealiran sungai batas PTPN III KANAS dan PT. Asian Agri Group barulah ditemukan air sungai yang berwarna kehitaman berbau busuk yang sangat menyengat.

Kadus dan perwakilan masyarakat menghubungi pihak PT. SMA AAG. Tidak lama kemudian datang petugas limbah PT. SMA AAG dan menyimpulkan limbah tersebut bukan berasal dari PTPN III KANAS, limbah tersebut diduga berasal dari PT. SMA AAG. Selanjutnya, Kadus dan perwakilan masyarakat mendatangi Manegement PT. SMA AAG” jelas Sugiat.

Terpisah, melalui pesan singkat, Wiharmo selaku Kadus Perbaungan mengatakan tidak bisa memberikan kepastian atas limbah tersebut darimana asalnya.

“Tidak bisa dipastikan limbah berasal darimana, karena saat ke lokasi tadi air sudah jernih, karena sudah 3 hari kejadiannya. Jadi kita tidak bisa mengatakan sumber pencemaran itu dari PT. SMA AAG” singkatnya.

Sedangkan Kevin, Human Resource Development (HRD) Asia Agri Group di Kota Medan, melalui pesan singkat pada Sabtu 5 Juni 2021 mengatakan hal ini sedang ditelusuri
“Unit kami di Aek Nabara sedang melusuri kembali” jawab singkatnya ketika permasalahan ini di klarifikasi kepadanya. (Anto Bangun)