Lama Terbaring Sakit, Begini Kondisi Anisa Sekarang

Karawang, KPonline – Anak gadis dari pasangan bapak Kusnaedi dan ibu Kokom rupanya harus menjalani hidup dengan berjuang melawan sakit. Saat dilahirkan, Anisa yang saat ini bertempat tinggal dikampung Sukamana Timur, RT/RW 01/02, desa Cikampek Barat, kecamatan Cikampek, kabupaten Karawang, rupanya harus menjadi perhatian serius instansi setempat.

Pasalnya, keadaan Anisa yang sangat memprihatinkan butuh uluran tangan para dermawan. Gadis yang lahir tanggal 04 Mei 2003 ini ternyata pernah mengalami penyakit panas dan sering kejang-kejang hingga harus mengalami kelainan dari sisi fisiknya.

Di usianya yang ke-18 tahun, Anisa rupanya harus menelan pil pahit, dan menerima musibah yang dialami. Saat teman sebayanya lagi merasakan masa indah remaja, namun berbanding terbalik dengan yang dialami Anisa.

18 tahun sudah Anisa terus terbaring bertahan hidup melawan sakit, 18 tahun sudah Anisa terus berjuang berjibaku dengan memerangi sakit yang dideritanya. Pengobatan kerap dilakukan oleh pihak keluarga, namun keterbatasan biaya menjadi kendala keluarga Anisa.

Saat dikonfirmasi Media Perdjoeangan, orang tua Anisa pun memaparkan perjalanan panjang kisah anaknya yang saat ini masih membutuhkan pengobatan.

“Panjang kisahnya perjalanan Anisa dari pertama lahir hingga sampai sekarang ini, beberapa bantuan memang pernah ada untuk meringankan beban keluarga. Saya kadang suka merenung dengan musibah yang dialami ini, namun saya berusaha kuat tetap tegar menghadapinya. Air mata kadang menetes ketika saya melihat temen sebayanya yang bisa merasakan masa remaja seusianya,” ucap dengan mata berkaca-kaca, Minggu (14/08/2021).

Masih kata Kokom, pengobatan selama pandemi justru tidak pernah dilakukan lagi karena sulitnya perekonomian keluarga, Anisa hanya bertahan, dan terus berbaring di rumah.

“Pernah keluarga upayakan pengobatan medis, bahkan pengobatan tradisional pun dilakukan dari pengobatan tradisional di Purwakarta, Cikarang, hingga Pekalongan pun pernah dilakukan. Mungkin ini perjalan hidup saya sekeluarga yang harus dihadapi, hal ini justru tidak akan saya pungkiri, karena Allah SWT maha bijaksana, dan maha mengetahui segalanya,” tutup kokom sambil mengusap air matanya.

Belum adanya penangan medis untuk Anisa semenjak pandemi membuat keluarga pasrah dengan musibah yang dihadapi. Faktor ekonomi menjadi salah satu kendala keluarga untuk mebawa sang buah hatinya ke Rumah Sakit untuk melakukan pengobatan.

Di saat anak sebayanya sedang asyik bermain dan belajar, Anisa justru harus terus berjuang melawan rasa sakit yang dideritanya.
Kisah perjuangan Anisa tersebut harus menjadi perhatian publik termasuk Pemda setempat agar anak tersebut bisa mendapatkan pelayanan kesehatan sebagai mana mestinya.

Menurut Kusnaedi selaku bapak kandungnya upaya apapun terus dilakukan agar Anisa bisa merasakan kesembuhan dalam sakitnya.

“Setidaknya ada pencegahan untuk Anisa biar bisa meminimalisir rasa sakitnya. Perih banget rasanya saya sekeluarga ketika anak saya Anisa kambuh biaya nggak ada, keluarga hanya cukup pasrah dengan keadaan saat ini, Semua udah habis untuk membiayai Anisa. Biaya hidup saat ini pun saya hanya mengandalkan jualan yang seadanya. Ini pun saya terpaksa harus tinggal dengan saudara saya sendiri,” tutup pria yang akrab disapa Engkus itu.

Penulis: Jhole
Foto: Jhole