Konsolidasi Jamkeswatch Se-Jabar, Daryus : Benahi Peran Jamkeswatch dalam Memantau JKN

Karawang, KPonline – Relawan Jamkeswatch se-Jawa Barat dikumpulkan dalam konsolidasi yang diinisiasi oleh Obon Tabroni sebagai Anggota DPR-RI Komisi 3 sekaligus Pembina Jamkeswatch.

Agenda konsolidasi dilakukan di Cibonteng Water Park, Karawang, 26-27 Maret 2022, dan dihadiri ratusan relawan Jamkeswatch dari seluruh Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

Hadir dalam agenda tersebut Obon Tabroni sekeluarga beserta staf jajarannya. Tidak kalah ketinggalan Ketua Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) kabupaten/kota Bekasi yang akrab dipanggil Pak De Kamto pun ikut menghadirinya.

Hal yang menarik dalam agenda tersebut dimana setiap relawan Jamkeswatch diberikan kebebasan untuk menghibur dirinya sendiri karena setiap hari terus berjibaku dengan segala permasalahan di Rumah Sakit.

Turut hadir Daryus selaku Direktur Eksekutif Jamkeswatch sekaligus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Jamkeswatch yang dampingi Aden Arta Jaya selaku Direktur Advokasi dan Relawan, Budi Lahmudi SH selaku Deputi Direktur Hukum Advokasi dan Anggaran dan Ahmad Rifai selaku Deputi Direktur Pelayanan dan Medis.

Sesi diskusi yang dibuka pukul 20: 15 WIB disambut dengan tepuk tangan yang meriah setelah Daryus membeberkan bagaimana peran Jamkeswatch kedepan dalam memantau layanan kesehatan diseluruh Indonesia.

“Dengan adanya kepemimpinan baru kedepan kita harus sama-sama membenahi bagaimana peran Jamkeswatch dalam memantau jaminan kesehatan yang saat ini masih saja ditemukan beberapa kejanggalan. Kandidat baru sengaja saya tarik ke nasional karena mereka tahu bagaimana keadaan di lapangan yang sebenarnya,” ungkap Daryus dalam sambutannya.

Menurutnya, peran anggota baru di kepungurusan nasional Jamkeswatch akan mebawa nuansa baru dalam pergerakan Jamkeswatch kedepan.

“Saya berharap dengan adanya kepengurasan yang baru dalam struktural Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Jamkeswatch akan terus mencoba berkomunikasi dengan instansi-instansi terkait. Bahkan dalam waktu dekat ini kita dari DPN akan melakukan Audensi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat,” tutupnya.

Relawan Jamkeswatch yang hadir di acara malam itu mendadak serius ketika salah satu relawan yang enggan disebut nama hadir di depan kumpulan Jamkeswatch untuk memberikan sambutan.

Dengan tingkah laku lugu, dan malu-malu pria berambut gondrong itu pun langsung membeberkan bagaimana sistem, dan program BPJS Kesehatan yang selama ini sulit diakses oleh masyarakat yang minim akan pengetahuan.

“Mobile JKN yang digadang-gadang BPJS Kesehatan saat ini ada diversi 4.0.1 jelas masih terkesan diskriminasi. Bagaimana ketika peserta khususnya peserta dalam segmentasi PBI APBD/ PBI APBN yang notabenenya orang miskin, dan tidak mampu terkesan dipaksa masuk ke sistem itu untuk mengakses Digitalisasi,” terang pria yang ternyata bernama Rahmat Rosadi.

Masih kata dia, sulitnya peserta untuk mengakses hal itu justru terjadi ketika masuk saat registrasi diawal karena nomer “Virtual Acun”(VA) BPJS tidak sinkron dengan nomer HP yang saat pertama mendaftarkan di BPJS Kesehatan.

“Fakta banyak kita temukan kesulitan peserta saat mengakses “Mobile JKN” yang jadi senjata pamungkas BPJS Kesehatan. Terlebih layanan sistem pandawa yang saat ini jam pelayanannya dibatasi hanya cuman bisa diakses dihari kerja. Hari Senin sampai hari Jumat layanan sistem Pandawa hanya bisa diakses mulai pukul 08: 00-15:00 WIB lebih dari itu tidak bisa diakses,” imbuhnya.

“Satu hal lagi yang memcengangkan kita sebagai peserta BPJS Kesehatan, “Care Center” 1500 400, dan yang terbaru 165 bisa diakses 24 jam namun biaya telpon yang sangat luar biasa mahal. Kan BPJS Kesehatan lembaga negara kenapa “Care Center” itu biar negara saja yang bayar,” tutupnya dengan senyum.

Penulis : Jhole
Foto : Jhole

Pos terkait