Rantauprapat, KPonline – Media publik adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta data.
Informasi juga diperlukan untuk melatih kecerdasan seseorang, karena kecerdasan seseorang tidak bisa datang begitu saja, tetapi perlu dibangun melalui kebiasaan-kebiasaan menulis dan membaca, semakin banyak seseorang menulis dan membaca maka akan semakin terlihat kecerdasannya “Kata Anto Bangun Sekretaris Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC-FSPMI) Labuhanbatu saat ditemui pada pelaksanaan pelatihan Jurnalis untuk kader -kadernya, hari ini minggu (30/05) di Rantauprapat.
“Informasi tentang kondisi buruh utamanya buruh yang ada diperusahaan-perusahaan di kabupaten Kabuhanbatu,sangat jarang terpublikasi kepublik, dan publik selalu beranggapan Buruh perkebunan itu sudah sejahtera, padahal masih sangat banyak pelanggaran hukum yang dilakukan pengusaha kepada Buruhnya,seperti misalnya ” Buruh dipaksa untuk melibatkan anak istrinya bekerja”Jelas Anto Bangun.
Sementara Wardin Ketua KC FSPMI Labuhanbatu ditempat yang sama saat diminta pendapatnya mengatakan.
“Informasi tentang kondisi Buruh penting untuk diketahui publik, sehingga kami perlu melakukan pendidikan dan latihan kepada kader-kader sebagai jurnalis, sehingga kedepannya kader-kader yang sudah mendapatkan pendidikan dan latihan sebagai jurnalis, bisa menyampaikan informasi ke publik tentang kondisi buruh yang sebenarnya baik diperusahaannya sendiri maupun diperusahaan lain secara objektif,accountable dan transparan” Kata Wardin.
Sedangkan Afriyansyah dalam kapasitasnya sebagai nara sumber menjelaskan;
Kegiatan jurnalistik juga berhubungan erat kepada hak asasi manusia didalam mencari, menyimpan, mengolah dan menyalurkan informasi melalui saluran yang tersedia.
Jurnalis juga berhubungan erat kepada mencari referensi maupun sumber informasi, Seorang jurnalis tidak bisa mengambil referensi ataupun sumber asal-asalan karena dapat berpotensi menyebarkan berita hoax berita bohong atau berita palsu yang berakibat buruk pada si jurnalis.
Demi menghindari hal tersebut maka perlu dilakukan pendidikan dan latihan kepada kader sebelum diturunkan kelapangan” Ujar Afriyansyah.(Tim)