Jangan Ikut-ikutan Berserikat

Bogor, KPonline – “Sudahlah Neng, nggak usah ikut-ikutan kegiatan yang cuma menghabiskan waktu bapakmu malah sering marah-marah karena kamu sering keluar rumah cuma buat kumpul-kumpul sama teman-temanmu itu nggak jelas apa yang diobrolin” Seloroh wanita yang berumur sekira 50 tahunan yang sedang mencoba menasehati anak perempuan semata wayangnya.  Sebut saja Uci namanya. Salah seorang buruh disebuah pabrik produsen thermostat pendingin didaerah Citeureup, Bogor.

“Konsolidasi namanya itu Mak” jawab singkat Uci kepada emaknya. Uci sangat memahami karakter ibunya. Maklumlah, semenjak diputus kontrak kerjanya oleh pihak management Shin Han Indonesia, Uci sudah tidak menanggung biaya kedua orang adik-adiknya lagi. Dari buku-buku hingga uang jajan pun, Uci sudah tidak sanggup untuk memberikannya.  Kegalauan dan kegelisahan Uci semakin menjadi-jadi tatkala bapaknya yang juga seorang pengurus PUK disalah satu pabrik di bilangan Wanaherang, Bogor angkat bicara.

Bacaan Lainnya

Sang Bapak dengan tegas dan keras melarang Uci “ikut-ikutan” berserikat. Padahal beliau sendiri merupakan salah satu pengurus yang cukup dikenal di antara kawan-kawan buruh dipabrik beliau bekerja. Entah apa yang ada didalam pikiran Sang Bapak sehingga melarang Uci untuk mengikuti kegiatan organisasi serikat pekerja. Uci tidak habis pikir, tapi dia juga tidak mau ambil pusing atas kelakuan Bapaknya, yang selalu melarang dan menghalang-halangi Uci untuk terus memperjuangkan hak-hak buruh.

Hingga pada suatu malam, Uci dan puluhan orang kawan-kawan buruh berkumpul dan berkonsolidasi dirumah salah seorang pengurus PUK.  Sebelum acara selesai, ada sebuah sepeda motor yang berhenti tepat didepan rumah kawannya itu. Orang tersebut ternyata adalah Pak Markum, bapaknya Uci. Semua orang yang hadir dan berkumpul di teras depan rumah salah seorang pengurus PUK tertegun dan terdiam. Tak ada seorang pun yang mengeluarkan sepatah kata pun. Suasana tiba-tiba senyap. Tak ada yang berbicara.

Dengan wibawa dan suara yang cukup berat, Pak Markum mengucapkan salam. Dan hanya beberapa orang saja yang membalas salamnya. Termasuk Uci. Karena Uci hanya terdiam dan menundukkan paras cantiknya.

“Uci..ayo pulang” dengan datar kalimat itu terlontar. Tidak ada nada amarah ataupun kesal dan ungkapan kekecewaan ketika Pak Markum mengajak Uci untuk segera pulang. Dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Uci langsung berlalu meninggalkan tempat konsolidasi berlangsung. Diikuti oleh Sang Bapak, menaiki sepeda motornya dan berlalu begitu saja. Yaa begitu saja.

Terlihat dengan jelas sebuah lambang roda gerigi berwarna merah di bagian belakang jaket yang dikenakan oleh Pak Markum. Lambang itu sangat familiar bagi kawan-kawan Uci. Sebuah lambang serikat pekerja yang sama dengan yang menaungi Uci dan teman-temannya. Yaa sama persis dan tidak mungkin salah. Lambang yang sudah menyatukan lebih dari 250 ribu pekerja yang ada di negeri ini. Sebuah lambang kebesaran dan kekuatan buruh.

Sesampainya dirumah, Uci mengalami kejadian yang tak akan pernah ia lupakan selama hidupnya.

“Kamu tau konsekwensi dari apa yang sudah kamu dan teman-temanmu lakukan selama ini ?” pertanyaan ini tidak langsung dijawab oleh Uci. Pertanyaan ini begitu meresap kedalam sanubari dan hati Uci yang paling dalam. “Kalau kamu sudah tau konsekwensi dari apa yang udah kamu lakukan, itu artinya kamus udah dewasa, silahkan saja, Bapak tidak akan melarang” lanjut sang Bapak dengan sangat lemah lembut.

“Bapak tidak ingin, kamu ikut serikat hanya karena ikut-ikutan. Bapak ingin kamu berserikat karena dari lubuk hati kamu yang paling dalam. Atas dasar kesadaran kamu, bukan atas desakan teman-teman kamu” terlihat sang Bapak menunduk dan mulai meneteskan air mata. Pun begitu dengan Uci, bahkan dia pun mendekap dengan erat sang Bapak. Haru bahagia sekaligus bangga bergumul di relung hati Uci. Bertambah sayang Uci kepada Sang Bapak, begitu juga kepada serikat pekerjanya. *Semoga lekas sembuh Uci

(cerita ini merupakan kumpulan curahan hati kawan-kawan buruh PUK SPL-FSPMI Shin Han Indonesia yang diceritakan kepada Tim Media Perdjoeangan Bogor disaat ada pertemuan, konsolidasi dan kunjungan..dan akan ada beberapa cerita lagi yang akan dituliskan)

Pos terkait