Jambore Nasional Perempuan 2, Sekjen DPP FSPMI : Perempuan Mau Dipermainkan Atau Memainkan

Bogor, KPonline – Pengurus Executive Committe (Exco) Pusat Partai Buruh, Yudo Kusumo Wardani, menceritakan sejarah lahirnya Partai Buruh yamg didirikan oleh Alm. Muchtar Pakpahan pada tanggal 28 Agustus 1998, sekitar 3 bulan setelah lengsernya Presiden RI ke-2 Soeharto akibat peristiwa Reformasi 21 Mei 1998. Waktu itu bernama Partai Buruh Nasional dan berpartisipasi dalam pemilu 1999 dengan nomor urut 37.

Yudo sudah bergabung Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD) sejak tahun 2009, saat itu logo partai buruh berwarna biru tua dan berbentuk bulat bergerigi, yang kini mencalonkan menjadi Anggota Legislatif Kabupaten Bandung Raya.

“2009 sudah bergabung, tidak pindah partai ke yang lain karena tidak sesuai dengan visi misi yang menyentuh dengan buruh, Tidak ada platform perjuangan partai untuk kepentingan buruh,” papar Yudo dalam Jambore Nasional Perempuan 2 FSPMI, di Villa Semak Daun, Bogor, Jumat (24/11/2023).

Di tempat yang sama, Bidang Pendidikan DPP FSPMI, Nani Kusmaeni, menegaskan bahwa
Perempuan harus lebih hebat, kuat, dan bermanfaat buat orang banyak.

Menurut Nani, perempuan tidak hanya menjadi bagian objek, semua lapisan masyarakat bukan sekedar objek dalam politik tapi perempuan adalah subjek.

“Kita jangan malu, kita sudah punya modal kuat, perjuangan BPJS, kenaikan upah itu modal kita, hasil perjuangan buruh”, tegas Nani.

Nani, menambahkan, buruh sekarang sudah punya kendaraan sendiri yaitu Partai Buruh, sebagai alat perjuangan yang tidak hanya berjuang di jalanan tapi harus juga berjuang di parlemen.

“Terus bergerilya mensosialisasikan masyarakat menangkan Partai Buruh, tugas kita berusaha semaksimal mungkin, hasil kita pasrahkan semuanya sama sang pencipta. Ayo, kita bergerak bersama saling bergandengan tangan saling menguatkan perempuan harus terlibat dalam pemenangan di pemilu 2024”, tambahnya.

Sementara itu Sekretaris Jenderal FSPMI Sabilar Rosyad yang turut hadir menyampaikan bahwa perempuan punya kesempatan dan ruang tinggal kemauan dari pribadi.

“Mau dimajukan mau di upgrade, perlu adanya kesadaran, tergantung diri sendiri. Mau dipermainkan atau memainkan”, ungkap Rosyad.

Lebih lanjut, Rosyad mengatakan caleg perempuan yang ditugaskan untuk tetap semangat dan jangan minder dalam membranding diri sendiri.

“Seorang perempuan bisa merubah satu negeri, Pede aja udah, walaupun gak punya duit nggak punya modal. Jika Allah menghendaki mengirimkan orang pilihan, Insha Allah kita jadi,” pungkasnya. (Chuki)