Jambore dan Jejak Perjuangan yang Tak Pernah Usai

Jambore dan Jejak Perjuangan yang Tak Pernah Usai

Purwakarta, KPonline – Menjadi anggota Garda Metal bukan sekadar mengenakan seragam dan hadir di barisan aksi. Ketika sumpah telah terucap, maka lima sikap Garda Metal harus menjadi napas kehidupan sehari-hari. Ini bukan sekadar tuntutan organisasi, tapi panggilan nurani untuk terus memperjuangkan keadilan bagi kaum buruh dan rakyat pekerja.

Hal tersebut diungkapkan M. Nurfahroji sebagai pengurus Garda Metal Nasional FSPMI dalam Jambore 2 Garda Metal FSPMI Purwakarta yang diselenggarakan di Taman Batu Cijanun-Bojong, Purwakarta pada Sabtu, (5/7/2025).

Kemudian menurutnya, Perjalanan panjang Garda Metal tak bisa dilupakan begitu saja. Siapa yang tak ingat bagaimana Garda Metal melangkahkan kaki sejauh ratusan kilometer dalam Long march Surabaya-Jakarta? Perjuangan yang melelahkan itu bukan sekadar derap langkah kaki, melainkan jejak sejarah yang kini bisa dirasakan hasilnya oleh seluruh rakyat Indonesia: hadirnya BPJS Kesehatan. Sebuah capaian monumental yang lahir dari keringat dan tekad kaum buruh, bukan hadiah dari kekuasaan.

Namun tak berhenti di situ. Nurfahroji pun mengungkapkan bahwa setiap aksi, setiap perjuangan, bahkan setiap kata yang disuarakan di jalanan, adalah bentuk amal jariyah. Karena di balik kerja keras itu, ada niat suci untuk kebaikan bersama. Dimana ada niat baik, disitulah kebaikan akan kembali menghampiri. Begitulah hukum kehidupan. Siapa menabur perjuangan, ia akan menuai kemenangan.

Dan kata Nurfahroji, ditengah beratnya tantangan perjuangan buruh saat ini, langkah Garda Metal Purwakarta patut diapresiasi. Kegiatan Jambore ini adalah upaya yang tepat untuk membangkitkan kembali semangat juang yang mulai pudar. Kita harus sadar bahwa perjuangan buruh hari ini tidak lebih mudah dari hari kemarin. Bahkan semakin berat. Tekanan dari pengusaha, tantangan dalam hubungan industrial, hingga upaya-upaya memecah belah gerakan buruh, terus mengintai.

Namun Garda Metal Purwakarta membuktikan, bahwa semangat itu tidak pernah padam. Dengan kegiatan jambore, mereka mampu menjaga bara api perjuangan untuk tetap menyala. Dan itu menunjukkan bahwa sumpah yang telah diucapkan saat mulai dilantik menjadi anggota Garda Metal bukan sekadar seremonial belaka, tapi janji yang terus dihidupi dalam keseharian.

“Dan bagi siapa saja yang terlibat di dalamnya, percayalah bahwa semua itu akan menjadi catatan kebaikan. Mungkin dunia tidak selalu adil, tetapi Tuhan tidak pernah tidur. Perjuangan yang dilakukan dengan hati yang tulus, kelak akan berbalas dengan kebaikan yang jauh lebih besar,” ujar M. Nurfahroji.

“Garda Metal bukan sekadar organisasi, ia adalah ladang amal bagi siapa pun yang mau berjuang,” tutupnya.