ITUC Global Organising Academy Asia Pacific Gelar Pelatihan Pengorganisasian Digital di Filipina

Manila, KPonline – ITUC Global Organising Academy menyelenggarakan pelatihan pengorganisasian digital tentang Pemetaan Tempat Kerja, Industri, dan Area Geografis di BHotel, Quezon City, Manila, Philippines Selasa dan Rabu tanggal 21-22 Agustus 2018.

Pelatihan ini dihadiri 20 orang peserta dari 2 Negara Asia diantaranya Indonesia dan Filipina, delegasi Indonesia sendiri adalah Agung Purwanto ( brada ) dan Kiki Hermawan dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (Confederation of Indonesian Trade Union) dan Paraduan Pakpahan,Ross, Gammara dari KSBSI.

Bacaan Lainnya

Pada hari pertama kegiatan ini dimulai dengan perkenalan masing-masing peserta yang datang dari Indonesia dan Filipina dari berbagai Konfederasi maupun yang hadir pada hari ini.


Hadir juga dalan acara ini,Patuan Samosir selaku Director Oranising and Projects ITUC Asia Pacific. Carol Beaumont selaku salah satu pengurus ITUC Global Organizing Academy untuk Regional Asia Pasifik menyampaikan presentasinya bahwa kekuatan industri melalui pengorganisasian pekerja sangat penting untuk mencapai hasil yang kuat tetapi tidak lagi memadai. Kita juga perlu berkampanye dan mengatur yang lain untuk meningkatkan pengaruh Anda dengan menggunakan media sosial.

Sebelum diskusi dimulai, Carol memberikan pertanyaan kepada seluruh peserta yaitu, “Apakah pekerja sekarang kondisinya lebih baik atau sebaliknya? Berikan alasannya”.

Tiap peserta memberikan pandangan maupun penjelasan dari pertanyaan tersebut. Agung “brada” peserta dari Indonesia diberikan kesempatan pertama untuk memberikan jawaban sekaligus pandangannya, ketika kita bicara soal pekerja atau buruh diantaranya, statusnya seperti apa di Perusahaan tempatnya bekerja, apakah sebagai karyawan tetap, outsourching atau magang.

Pernah kita pada tahun 2012 yang lalu kita di Indonesia melewati fase yaitu Mogok Nasional dan pada beberapa bulan kita mengangkat issu Hapus OutSourching Tolak Upah Murah ( HOSTUM ) dengan cara grebek pabrik, hasilnya pun sangat bagus, ribuan pekerja pada saat itu statusnya berubah dari pekerja kontrak yang berkepanjangan menjadi pekerja tetap, karna memang banyak pelanggaran yang dilakukan beberapa Perusahaan pada saat itu.

Dengan hadirnya PP No.78 Tahun 2015 ini sangat merugikan kaum pekerja, yang dahulu Upah minimum diputuskan melalui Dewan Pengupahan tingkat daerah Kabupaten, Kota atau Provinsi, sudah dua tahun belakangan ini mayoritas ditetapkan memakai peraturan tersebut yang hanya melihat pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Selanjutnya dari peserta yang berasal dari perwakilan KSBSI maupun Serikat Pekerja di Filipina sendiri menyampaikan bahwa masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa perusahaan seperti belum diterapkannya Upah Minimum yang sangat jelas melanggar peraturan yang berlaku, pemberangusan Serikat Pekerja atau yang biasa disebut Union Busting.

Pada sesi kedua Andrew salah satu yang menjadi nara sumber dan juga menjabat sebagai salah satu pengurus Serikat Pekerja di New Zealand menjelaskan kepada seluruh peserta, saat ini di seluruh dunia pengguna internet sudah sangat pesat, bahkan di Indonesia pengguna Facebook saat ini diperkirakan sudah mencapai kurang lebih 115 juta orang. Pada hari kedua esok hari, saya akan menjelaskan apa itu Nation Builder? Apa manfaatnya dan bagaimana cara menggunakannya.

Sebelum acara ditutup untuk hari pertama, masing-masing Federasi atau Konfederasi yang hadir mempresentasikan profile ataupun bagaimana aktifitas selama ini dimasing-masing Konfederasi maupun Federasi, jika sudah menggunakan media sosial untuk memberikan informasi, kampanye issu perburuhan kepada seluruh anggota maupun sebagai salah satu cara melakukan perekrutan anggota baru. *(brd)

Pos terkait