Internasional Womens Day : Perempuan Harus Berdaya

Bekasi, KPonline – Sebuah nasehat yang cukup bagus ingin aku bagikan untuk saudariku kaum perempuan di momen Internasional womens day yang jatuh pada Selasa, 8 Maret 2022. Nasehat tersebut pernah aku dengar dari seorang ibu kepada anak perempuannya

“Jadi perempuan itu harus berdaya, harus bisa berdiri di kaki sendiri, berdaya sebelum menikah, sebelum berkeluarga,” katanya.

Banyak kasus perempuan menikah, padahal mereka belum berdaya dari sisi finansial. Saat terjadi perceraian atau suami meninggal, istri pun menjadi terpuruk. Perempuan harus mampu menghasilkan uang sendiri dan mengatur keuangan dengan baik, jangan hanya menunggu kedatangan ‘Prince Charming’, itu hanya ada di negeri dongeng.

Mau jadi ibu rumah tangga atau wanita karir, setiap perempuan harus berdaya, banyak orang awam yang mengatakan perempuan itu tugasnya hanya urusan dapur, sumur dan kasur sering sekali kita dengar hal itu, namun justru dari 3 urusan rumit itulah akhirnya perempuan menjadi hebat. Buktinya bahwa tidak ada laki-laki yang mampu menjalankan 3 hal tersebut tapi perempuan mampu menjalankannya bahkan masih ada kegiatan lainnya.

Orang tua dulu punya harapan anak perempuannya bersuami laki-laki kaya biar gak perlu kerja, nunggu dikasih uang sama suami saja, kini mulai tidak lagi menjadi impian orang tua karena berbeda jamannya. Namun di sisi lain suami punya kewajiban untuk memberi nafkah terhadap istri, di situlah terbuka ruang untuk diskusi dan adaptasi antara pasangan suami istri dalam rumah tangga.

Pun demikian Prihanani Vice Presiden DPP FSPMI dalam webinar perempuan, Minggu (6/3/2022) bahwa Perempuan berdaya bukan melulu perempuan yang menyaingi laki-laki, bukan perempuan yang berkarir setinggi langit, bukan perempuan yang bergaji ratusan juta, bukan perempuan yang menghasilkan uang setiap hari untuk keluarganya, bukan perempuan yang 24 jam berjibaku dengan urusan rumah tangga.

“Perempuan berdaya adalah perempuan yang memiliki pilihan menjalankan mimpi-mimpinya, menjalani kehidupannya sendiri untuk menggapai mimpi-mimpinya dan seharusnya tidak perlu dihakimi atas pilihan-pilihannya tersebut,” jelasnya. (Yanto)