Hari Kelima, Buruh Jawa Tengah Masih Bertahan di Tenda Keprihatinan

Semarang, KPonline – “Aksi akan terus kami lanjutkan. Kami menolak bubar atau balik mundur barang selangkah kaki sekalipun,” ungkap Abdul Majid salah satu anggota Dewan Pengupahan dan juga peserta Aksi

Massa dari Aliansi Buruh Jawa Tengah terlihat masih menduduki tenda keprihatinan yang mereka dirikan di depan kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah. Dalam aksi keprihatinan yang berjaan di hari kelima ini kelompok massa dari beberapa perusahaan terus berdatangan tak terkecuali dari anggota buruh di luar dari Semarang.

Seperti diberitakan sebelumnya, masa dari Aliansi Buruh Jawa Tengah melakukan aksinya seusai mengawal dan mengikuti Rapat Koordinasi Dewan Pengupahan Jawa Tengah di Hotel Grand Hap Solo beberapa waktu lalu. Bermula ketika ketika buruh merangsak masuk kedalam forum dan menyatakan diri untuk menolak Mengunakan PP/78 terkait formulasi kenaikan Upah 2019 dan diteruskan dengan memberikan usulan perhitungan upah yang sudah di kaji berdasarkan Survey (KHL) kebutuhan hidup layak oleh serikat pekerja aliansi buruh jawa tengah

Dua hari berlangsung dalam forum Rakor Dewan Pengupahan Provisi Jawa Tengah tidak membuahkan hasil dan titik terang, diakhiri dengan mundurnya dari Ketua Rapat dan tidak diputuskanya hasil acara dan sistem kenaikan upah.

Menangapi hal tersebut perwakilan dari Aliansi Buruh Jawa Jawa tengah ambil sikap dan langsung mengkonsolidasikan anggota untuk kemudian mendirikan tenda sebagai bentuk kekecewaan dan tuntutan untuk pemerintah Provinsi memberi perjelasan terkait tuntutan dari buruh

Berjalan lima hari, silih berganti buruh terus berdatangan bahkan terpantau setiap hari semakin malam semakin banyak buruh yang merapat ke tenda keprihatin. Hal itu juga yang terlihat dengan datangnya buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Jepara sekitar 10 orang dengan mengunakan Mobil Pick Up datang ke lokasi tenda keprihatinan.

Salah satu buruh asal Jepara, Sarah  menuturkan “Saya kebetulan dari FSPMI. Saya dengan teman-teman sengaja datang dari Jepara untuk memberi support dan ikut berpartispasi dalam perjuangan upah di jawa tengah dan hal ini sebagai bentuk dukungan kongkrit dan solideritas kita sebagi buruh di Jawa Tengah.”

Sarah juga menambahkan, “Melihat semangat teman teman di tenda membuat kami semakin salut dan menambah semangat kami pula. Saya berharap bisa terus datang dan ikut serta dalam perjuangan di hari hari selanjutkanya.”

Ketika dimintai keterangan, salah satu Koordinator Aksi Zainudin menuturkan “Meskipun beberapa kali ada penekanan dari Disnaker dan satpol PP untuk membubarkan, namun Alhamdulillah sampai saat ini perwakilan buruh masih bertahan dan malam ini akan menginap sebagaimana rencana.”

Pihaknya juga menegaskan, ssebelum ada keputusan yang jelas dalm hal ini kepala dinas Provinsi Jawa Tengah memberikan argumen kami akan terus melakukan aksi sampai minggu depan.

“Kalau pun masih tidak juga ada titik terang tidak usah ada pembubaran paksa dari Pemerintah Provinsi. Kami akan bubar sendiri dengan catatan kami akan kembali ke Gedung Gubernur Jawa Tengah dengan massa seluruh buruh di Jawa Tengah agar pemerintah mendegarkan tuntuan kami,” pungkasnya.