Bogor, KPonline – PUK SPEE FSPMI PT Omron Mfg Indonesia menyelenggarakan Musywarah Unit Kerja (Musnik) ke-VI. Dalam Musnik ini, Timbul Handriyanto dan Wihardjo terpilih sebagai Ketua dan Sekretaris PUK SPEE FSPMI PT Omron Mfg Indonesia periode 2017 – 2021, dalam acara Musyawarah Unit Kerja ( Musnik ) ke 6 yang berlangsung di Bumi Gumati Sentul, Sabtu dan Minggu, tanggal 26-27 Agustus 2017.
Musnik VI PUK SPEE FSPMI PT Omron dihadiri oleh Presiden DPP FSPMI Said Iqbal, Sekretaris Jenderal DPP FSPMI Riden Hatam Aziz, Ketua dan Sekretaris Umum PP SPEE FSPMI Yudi Winarno dan Slamet Riyadi, Ketua KC FSPMI Kab / Kota Bekasi Supriyatno, Ketua Pimpinan Cabang SPEE FSPMI Kab/Kota Bekasi Sukamto , Anggota DPRD Kab/Kota Bekasi Nurdin Muhidin, Pangkornas Garda Metal Baris Silitonga, Perwakilan PUK sahabat dan juga 100 perwakilan anggota PUK SPEE FSPMI PT Omron.
Dalam sambutannya, Ketua PC SPEE FSPMI Bekasi, Sukamto mengatakan, dalam musnik, ada 3 hal penting yang harus dilakukan. Yaitu, laporan pertanggung jawaban, penyusunan program kerja dan juga pemilihan kepengurusan baru .
“Musnik ini adalah saatnya kawan-kawan memikirkan dan memutuskan. Setelah itu lakukan dan yang terakhir, ora urus. Jangan kebanyakan mikir, ” kata Kamto.
Musnik PUK Omron terbilang istimewa. Jarang sekali Presiden FSPMI Said Iqbal hadir dalam sebuah acara Musnik. Dan Omron, adalah salah satunya.
Dalam orasinya, Said Iqbal mempertanyakan tanggungjawab negara. Menurut Said Iqbal, banyak anak-anak yang tidak bisa bersekolah, karena bapak ibunya miskin. Jika seperti ini, dimana peran negara? Padahal rakyat membayar pajak. Lebih dari itu, Indonesia merupakan negara yang kaya raya. Tetapi siapa yang menikmati kekayaan ibu pertiwi?
Inilah yang disebut Said Iqbal sebagai lingkaran setan. Orang kaya tetap kaya, karena memiliki akses dan mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan tinggi. Tetapi orang miskin, tetap miskin. Karena kesempatan untuk itu tidak dimiliki.
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa perjuangan FSPMI adalah tetang ketidakadilan. Inilah yang membuat FSPMI terus bergerak dan tidak akan gentar dalam berjuang.
“Saya hanya mau keadilan. Mereka boleh kaya, menyekolahkan anaknya di sekolah terbaik. Tetapi buruh Indonesia harus mempunyai kesempatan yang sama,” tegas Said Iqbal.
Pria yang juga menjadi Presiden KSPI ini juga menyinggung sistem kerja di Indonesia yang tidak memberikan kepastian kerja.
“Capek-capek kita menyekolahkan anak, pulang tengah malam untuk mencari tambahan penghasilan, begitu selesai sekolah anak kita kerja outsourcing,” ujar Said Iqbal. “Karena itu kamu herus tergerak. Kalau kamu merasa kerja di Omron cukup dan kemudian hanya diam, maka tidak akan perubahan. ”
“Nasib anak-anak kita belum tentu sebaik yang kita punya. Jangan-jangan lebih buruk. Oleh karena itu, untuk memastikan nasib anak-anak kaum buruh menjadi lebih baik, maka kita harus memperjuangannya dari sekarang,” masih dengan suara yang lantang.
Kemudian Said Iqbal beberapa kebijakan Pemerintah tidak berpihak kepada kaum buruh. Seperti, kebijakan PP 78/2015 untuk menekan upah. Dibuat lagi upah padat karya. Upah real semakin turun, sementara harga barang naik.
“Apakah karena dia bekerja di pabrik garmen upahnya lebih murah. Mereka juga ingin hidup sejahtera. Sama seperti kit. Karena itu, berbuatlah untuk orang banyak, jangan memikirkan nasib dirimu sendiri. Sebab dengan memperjuangkan nasib orang lain, sejatinya kita memperjuangkan nasib kita sendiri.”
Dalam kesempatan ini, Said Iqbal juga mengatakan bahwa PUK SPEE FSPMI PT Omron merupakan bagian penting dari FSPMI.
“Omron adalah salah satu PUK yang yang merintis berdirinya organisasi FSPMI dan termasuk loyal terhadap organisasi FSPMI. Karena itu, Omron menjadi bagian penting dari FSPMI.”