Gelaran Women’s Conference & Regional Conference di Kuala Lumpur Suarakan Isu Perempuan

Gelaran Women’s Conference & Regional Conference di Kuala Lumpur Suarakan Isu Perempuan

Kuala Lumpur,KPonline – Selama 3 hari kedepan dari tgl 2-4 Juli 2018 bertempat di Pullman Hotel, Kuala lumpur Malaysia di adakan Women’s Conference & Regional Conference. Agenda ini di hadiri Delegasi 17 negara yaitu Australia, Bangladesh, Cambodia, Fiji, India, Indonesia, Japan, Korea, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Philippines, Singapore, Sri Lanka, Thailand, Vietnam.

Delegasi Indonesia yaitu Ms Ngatiyem / Chemical Energi and Mines Workers Union (Cemwu SPSI), Chemical, Energi and Mines Workers Union (Cemwu SPSI) Mustiyah, Federation of Indonesia metal worker’s union (FSPMI) Endah Suci.W, F Garteks SBSI (Elly Rosita), F Garteks SBSI ( Ansitha Pepayosa, FSB Likes KSBSI (Sri Rejeki), Pharmaceutical and health workers (Farkes) Lamria Siahaan, FSP KEP KSPI ( Slamet Endang.W), FSP KEP Propinsi Jabar (Isa tresnowati), Serikat Pekerja Nasional (SPN) Erlyna Subandijah.

Bacaan Lainnya

Dari ESCO Asia Indonesia 2 orang yaitu Darmawati Djunaedi dan Enung Yani. Dari Observasi/pengamat ada 8 negara yaitu Bangladesh, Cambodia, Indonesia, Japan, Nepal, Pakistan, Singapore, Sri Lanka.
BBTK Project Indonesia 2 orang yaitu IndustriAll – BBTK Projects – Indonesia MS Darlina Lumban Toruan dan GSBI – BBTK Projects – Indonesia Emelia Yanti Mala Dewi Siahaan

Hari pertama 2 Juli 2018 dibuka dengan agenda Women’s Conference IndustriAll Asia – Pasific pukul 9.00 dan langsung di buka oleh Michele O’Neill, Co-Chairperaon, Asia – Pasifik Regional Executive Committee. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa tujuan dari Women’s Conference ini ada beberapa point’ dalam menyuarakan issue perempuan.

1. Kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan tidak hanya terjadi di tempat kerja saja tapi terjadi juga di rumah dan jalan.
2. Diskriminasi upah, karier dan di organisasi. Di Asia Pasific perempuan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak dan kadang mengalami diskriminasi dalam hal upah utk posisi kerja yang sama dengan pria, perempuan mendapatkan upah lebih rendah dari pria. Di organisasi serikat buruh pun perempuan juga mendapatkan diskriminasi. Kita berjuang diluar, tapi di dalam rumah kita justru mengalami diskriminasi juga kekerasan.
3. Keterwakilan 40% perempuan dalam organisasi. Tidak semua organisasi punya bidang perempuan bahkan tidak ada pertemuan perempuan. Untuk perempuan dengan posisi kerja sebagai profesional tidak mendapatkan kesempatan aktif dalam organisasi buruh.

Sampai 2 hari ke depan akan ada diskusi dan langkah-langkah apa yang bisa diambil untuk melakukan perubahan dan mengorganisir. Apa pun warna kulit, negara, organisasi, sektor kerja jika tidak di organisir maka tidak akan ada perubahan. Berkomitmen untuk memperjuangkan “Kekerasan di tempat kerja” dan perubahan di tempat kerja, rumah dan dijalan.

IndustriAll di bangun tahun 2012, jika dikatakan ini sangat muda tapi bisa membukti keterwakilan perempuan mencapai 40%. Hari ini terbukti delegasi yang hadir mencapai 40%. Kita optimis suara perempuan akan terwakilkan.

(Endah Warwah)