Garda Metal FSPMI: Pasukan Anti-Prei, Siap Hadiri HUT Bhayangkara di Monas

Garda Metal FSPMI: Pasukan Anti-Prei, Siap Hadiri HUT Bhayangkara di Monas

Jakarta, KPonline – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang ke-79 dan akan diperingati pada 1 Juli mendatang, Garda Metal sebagai salah satu pilar penting dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menunjukkan dedikasinya sebagai pasukan sipil, disiplin dengan mengikuti gladi resik bersama jajaran Polri di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Sabtu, (28/6). 

Selama hampir sepekan terakhir, ratusan anggota Garda Metal tampak berseragam lengkap dan terlibat aktif dalam latihan gabungan. Latihan ini merupakan bagian dari persiapan untuk peringatan HUT Bhayangkara yang rencananya akan digelar secara meriah dan terbuka untuk umum di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

“Kami (Garda Metal) bangga bisa terlibat dalam perayaan HUT Bhayangkara mendatang (2025). Ini bentuk nyata kolaborasi antara serikat pekerja dan kepolisian demi suksesi acara,” ujar Panglima Koordinator Nasional (Pangkornas) Garda Metal FSPMI, Supriyadi Piyong di sela-sela gladi resik.

Dan atas yang sudah dilakukan dalam beberapa hari ini. Selain dikenal sebagai pasukan merah hitam yang selalu menjaga ketertiban unjuk rasa, hingga mendampingi advokasi lapangan, Garda Metal pun kini mendapatkan julukan baru yaitu sebagai “pasukan anti-prei”.

Julukan ini muncul karena dedikasi dan militansi mereka kembali tak diragukan. Dimana saat tidak ada giat organisasi dan libur produksi pabrik, mereka rela berpanasan dengan meninggalkan keluarga dirumah untuk giat tahunan Kepolisian Republik Indonesia tersebut

Perlu diketahui, Garda Metal dibentuk sebagai unit keamanan internal FSPMI, Garda Metal telah lama menjadi mitra strategis dalam pengorganisasian aksi massa yang tertib, aman, dan terkendali.

Supriyadi Piyong bersama anggotanya, foto bersama didepan pintu masuk Silang Monas

Keterlibatan Garda Metal dalam gladi resik ini menjadi simbol penting dari sinergi antara gerakan buruh dan aparat keamanan. Meski dalam banyak aksi buruh FSPMI sebelumnya kedua pihak kerap berada di sisi berseberangan, momen HUT Bhayangkara ini justru memperlihatkan wajah lain dari hubungan tersebut.

Bagi sebagian besar anggota Garda Metal, terlibat dalam latihan resmi bersama kepolisian merupakan pengalaman baru yang menantang. Mereka tidak hanya dilatih disiplin baris-berbaris, tetapi juga memahami prosedur keamanan, simulasi evakuasi, hingga koordinasi dalam situasi keramaian massa.

“Sangat berbeda dari biasanya. Biasanya kami turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan, kali ini kami turun ke lapangan untuk menjaga kelancaran perayaan. Ini bukti bahwa buruh juga mampu disiplin dan profesional,” lanjut Supriyadi.

Selama latihan, Garda Metal juga dibekali materi tentang etika pengamanan, komunikasi lapangan, serta pentingnya menjaga citra positif gerakan buruh. Beberapa anggota Polri bahkan mengapresiasi keterlibatan mereka yang dinilai cepat belajar dan mampu beradaptasi dalam barisan.

Perayaan HUT Bhayangkara yang jatuh pada tanggal 1 Juli nanti tentunya akan menjadi panggung bagi kelas pekerja/kaum buruh. Bagi Garda Metal, momen ini bukan hanya soal tampil dalam barisan upacara, tetapi juga menunjukkan bahwa buruh adalah bagian tak terpisahkan dari sistem sosial dan keamanan bangsa. Mereka bukan hanya agen perubahan di sektor ketenagakerjaan, tetapi juga mitra dalam menjaga stabilitas nasional.

Kehadiran Garda Metal dalam HUT Bhayangkara mengirim pesan kuat bahwa gerakan buruh bukanlah lawan negara, melainkan pilar yang turut memperkuat sendi-sendi demokrasi. Dengan keterlibatan dalam acara kenegaraan seperti ini, wajah gerakan buruh pun tampak lebih inklusif, humanis, dan berkarakter nasionalis.

Buruh yang selama ini dikenal sebagai kekuatan kritis di jalanan, kini menunjukkan bahwa mereka juga siap berdiri sejajar dalam tugas kebangsaan, dengan cara yang terorganisir, disiplin, dan penuh hormat kepada negara.

Dan ketika tanggal 1 Juli tiba, sorotan mata di Monas bukan hanya akan tertuju pada aparat berseragam coklat dan hijau, tetapi juga pada seragam merah-hitam Garda Metal, pasukan anti-prei yang kini berdiri gagah sebagai bagian dari perayaan kebangsaan.