Surabaya,KPonline – Kamis, 8 Mei 2025 — Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PC SPL FSPMI) Kabupaten Sidoarjo, Narwoko, bersama sejumlah pimpinan serikat pekerja lainnya, melakukan audiensi dengan pejabat Dinas Pendidikan Jawa Timur. Pertemuan ini membahas kelanjutan dan optimalisasi program Jalur Afirmasi Anak Buruh dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Program Jalur Afirmasi Anak Buruh merupakan inisiatif Gubernur Jawa Timur sejak tahun 2019 yang bertujuan membuka akses pendidikan lebih luas bagi anak-anak buruh. Bagi FSPMI, program ini merupakan wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap masa depan anak buruh dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi buruh Jawa Timur.
Dalam diskusi tersebut, FSPMI menyampaikan aspirasi terkait sejumlah kendala dan harapan agar manfaat program ini semakin dirasakan oleh para anggota. Beberapa poin penting hasil pertemuan antara lain:
1. Pengumpulan Data: Dinas Pendidikan meminta agar FSPMI segera mengumpulkan data anak buruh calon peserta jalur afirmasi.
2. Perubahan Regulasi: Dengan hadirnya kabinet baru, terjadi perubahan sistem, menteri, dan aturan baru yang turut memengaruhi juknis PPDB.
3. Persyaratan Administratif: FSPMI menyoroti persyaratan baru yang mewajibkan peserta jalur afirmasi menyertakan bukti kepesertaan bantuan pemerintah seperti PKH atau KIP, yang dianggap menyulitkan sebagian anak buruh.
4. Perlunya Komunikasi Intensif: Ditegaskan bahwa FSPMI perlu membangun komunikasi yang lebih intens dan strategis dengan Dinas Pendidikan agar kebijakan afirmasi benar-benar berpihak pada anak buruh.
Narwoko menyatakan bahwa perjuangan ini adalah bagian dari komitmen FSPMI untuk terus meningkatkan kesejahteraan anggota, termasuk dalam hal akses pendidikan yang adil dan merata bagi anak-anak mereka. “Kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak buruh yang tertinggal hanya karena kendala administratif. Pendidikan adalah hak semua anak,” tegasnya.
Melalui langkah ini, FSPMI berharap kebijakan Jalur Afirmasi Anak Buruh bisa berjalan lebih efektif, menjangkau lebih banyak keluarga buruh, serta menjadi bagian dari upaya nyata mewujudkan keadilan sosial melalui pendidikan.(Khoirul Anam)