FSPMI Lampung Bersiap Hadapi Pertumbuhan Industri yang Menggeliat

Lampung, KPonline – Lampung merupakan daerah transit yang menghubungkan Pulau Jawa dan IndonesiaTimur lainnya dengan Provinsi di Pulau Sumatera, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, Riau, Kepri, Sumatera Utara dan Aceh Darussalam. Sebagai daerah transit sepatutnya Lampung merupakan daerah yang cukup pesat kemajuan dibidang ekonomi.

Sejarah mencatat Lampung adalah daerah agraris sejak masa kolonial terkenal dengan pertanian dan perkebunannya, yakni padi, cengkeh, kopi, pala dan lain- lainnya. Hingga dewasa ini masyarakat Lampung masih lebih mengedepankan penghidupannya dengan pertanian dan perkebunan. Hal ini pun didukung oleh tidak meratanya pembangunan industri yang dilakukan pemerintah. Industri hanya terpusat dipulau Jawa. Seharusnya daerah Lampung dibangun Industri untuk mendukung pertanian dan perkebunan dan bukan sebaliknya.

Semakin majunya tingkat kemajuan masyarakat maka semakin meningkat pula tuntutan kehidupan, sikap kultur yang tidak menguntungkan penduduk adalah menjual tanah pekarangan dan kebundemi memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnya tanah-tanah milik penduduk terjual dan menjadi milik cukong berdasi dari seberang. Hal itu ditambah lagi hutan dan tanah-tanah perkebunan rakyat luas menjadi tanah hak guna usaha perkebunan.

Di tahun 1985 dibuka Kawasan Industri Tanjung Bintang, namun hingga kini hasilnya masih jauh dari apa yang diharapkan. Karena terkendala oleh tidak diimbangi dengan pembangunan infrastruktur jalan, listrik danair bersih. Keadaan ini diwarnai pula oleh masalah kepemilikan atas tanah, yang pada setiap saat dengan mudah menimbulkan konflik sosial dan pertentang anetnis. Masalah kepemilikan hak atas tanah menjadi faktor yang sangat dominan menghambat pemanfaatan lahan yang diperuntukkan bagi pembanguan industri. Apalagi bila telah diselusupi oleh nafsu keserakahan birokrasi dan kepentingan politik. Akibatnya Lampung tidak mampu memenuhi ketersediaan lapangan kerja, sedangkan peningkatan angkatan kerja terdidik setiap tahun meningkat tajam. Lalu angkatan kerja Lampung merambah mencari pekerjaan, terutama daerah tujuan Jakarta, Banten, JawaBarat dan Batam.

Terbatasnya lapangan kerjadan tingginya peningkatan angkatan kerja setiap tahunnya menunjukkan tingginya tingkat pengangguran,secara psikologis menjadi ganjelan bagi pekerja untuk hidup bebas berserikat dan berjuang meningkatkan kesejahteraannya diperusahaan. Selama era reformasi tidak ada satupunSP/SB dapat hidup berkembang dengan baik,akibat dihantui PHK dan ketiadaan lapangan kerja.

Kemajuan yang dapat dicapai FSPMI secara nasional menjadikan FSPMI sebagai soko gurugerakan buruh di Indonesia. Akan tetapi diberbagai daerah, terutama daerah industri yang baru berkembang terutama Lampung,justru kemajuan itu mendatangkan kekhawatiran yaitu: (1) Gerakan buruh dalam bentuk unjuk rasa dan mogok menjadi momok dan telah menimbulkan rasa takut pekerja untuk mendirikan serikat pekerja diperusahaan karena akan berhadapan berlawanan dengan manajemen perusahaan secara langsung, dan (2) Kekhawatiran pengusaha terhadap gerakan perjuangan FSPMI didaerah tidak dalam membangun kemitraan, akan tetapi lebih cendrung menimbulkan gangguan bagi proses produksi diperusahaan.

Bahwa dengan hal-hal tersebut diatas, diperlukan perumusan langkah kegiatan kerja DPW FSPMI Lampung, dengan terlebih dahulu melakukan pemecahan kendala dan masalah, terutama bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan psikologis dan kultur budaya pekerja yang membutuhkan kearifan sikap dan tindakan.

Dalam Kondisi Perburuhan dan Kondisi Hubungan Industrial yang tidak menguntungkan perjuangan serikat buruh sekarang ini FSPMI Lampung mengalami tekanan dalam pengembangan organisasi. Kendala pembentukan sektor FSPMI pada intinya adalah sikap union busting secara terselubung dari perusahaan.

Untuk mengantisipasi keadaan agar kondisi Hubungan Industrial dan perburuhan di Lampung menjadi stagnasi tidak menguntungkan SP/SB, DPW. FSPMI Prov. Lampung membangun aliansi perjuangan bersama SP/SB yang ada,Guru Honor, Mahasiswa, dan Gerakan Perempuan Lampung/ Damar dalam dua kali aksi solidaritas menolak PP78/15. Senantiasa menjaga dan memelihara solidaritas dan kebersamaan aliansi sangat penting untuk memberikan pandangan politik pemerintah daerah bahwa buruh tetap menjadi kekuatan pembangunan yang harus diperhitungkan dan perjuangan politik buruh erat berkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu perjuangan FSPMI kedepan harus mampu memperjelas konsep perjuangan dan mempertajam loby-loby politik ketenagakerjaan yang lebih simpatik.

Pembangunan industri di daerah Lampung mulai menggeliat. Pembangunan Kawasan Industri Tanjung Bintang kian berkembang, dan ditambahlagi Kawasan Industri Tanggamus seluas 40.000 hektar terbagi dalam dua lokasi. Dalam keadaan demikian FSPMI Lampung krisis kepemimpinan dan krisiskader serta krisis pendanaan. Dan pola budaya kehidupan kaum buruh di Lampung harus dilakukan pergeseran kearah pola hidup pergerakan, tidak hanyanerimo,menunggu hasil. Kunci gerakan buruh di Lampung adalah FSPMI, maka FSPMI Lampung harus menjadi kunci.

Diharapkan kedepan Lampung menjadi perioritas pembinaan dan pengembangan FSPMI. Tidak hanya dibiarkan bergerak dan membangun sendiri. Saatnya konsentrasi pengembangan keSumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain luar Jawa digalakkan dan diutamakan, sebagai langkah perhitungan strategis dan psikologis politis dari apa yang ingin diperjuangkan FSPMI secara nasional.