Jember, KPonline – Dalam semangat solidaritas dan perjuangan, puluhan buruh dari wilayah tapal kuda turut ambil bagian dalam aksi May Day 2025 di Surabaya. Sebanyak 60 anggota FSPMI dari Jember dan 53 dari Lumajang diberangkatkan secara bersama namun dalam satu tekad: menyuarakan tuntutan keadilan dan kesejahteraan buruh Jawa Timur.
Rombongan FSPMI Jember diberangkatkan pukul 00.30 WIB dari titik kumpul di area kantor PC FSPMI Jember, sedangkan rombongan Lumajang berangkat sekitar pukul 03.00 WIB, setelah melakukan apel konsolidasi di markas serikat. Suasana pemberangkatan berlangsung khidmat namun penuh semangat. Bendera FSPMI dan spanduk tuntutan dibentangkan, menunjukkan kesiapan mereka untuk menjadi bagian dari gelombang aksi di Surabaya.
“Perjalanan kami jauh, tapi semangat kami tidak akan surut. Buruh dari Jember siap bersatu dengan seluruh elemen FSPMI Jawa Timur untuk menyuarakan hak-hak kami,” ujar Novi, koordinator rombongan dari Jember.
Di Lumajang, semangat serupa juga dirasakan. “Kami datang bukan hanya membawa nama FSPMI Lumajang, tapi membawa harapan ribuan buruh di kampung kami yang masih dibelenggu sistem kerja tidak adil,” kata Lia Mayangsari satu-satunya srikandi dalam rombongan Lumajang yang menjadi simbol perlawanan buruh perempuan daerah.
Kedua rombongan ini akan bergabung dengan massa dari berbagai kota lain di titik aksi Surabaya. Mereka turut membawa lima tuntutan utama FSPMI Jawa Timur:
1. Cabut UU Cipta Kerja yang merugikan buruh.
2. Hapus sistem kerja kontrak dan outsourcing.
3. Naikkan upah minimum sesuai kebutuhan hidup layak.
4. Perlindungan khusus untuk buruh perempuan dan sektor rentan.
5. Tegakkan demokrasi industrial yang sehat dan adil.
Dengan menempuh perjalanan dini hari melintasi kabut dan jalanan sunyi, para buruh dari Jember dan Lumajang membuktikan bahwa tidak ada jarak yang terlalu jauh untuk perjuangan. Mereka membawa pesan: Buruh tapal kuda bangkit, bersatu untuk perubahan.