FSPMI Bogor Selenggarakan Pendidikan Gender

Bogor, KPonline – Gender atau sering juga disalahejakan menjadi jender dalam sosiologi mengacu pada sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan jenis kelamin seseorang dan diarahkan pada peran sosial atau identitasnya dalam masyarakat. Gender “dikotak-kotakkan” berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan, yang dapat disimpulkan bahwa gender memang harus “dipisahkan”.

Bagaimana peran gender dalam gerakan perjuangan kaum buruh?

Bacaan Lainnya

Hal tersebut disampaikan oleh perwakilan Konsulat Cabang FSPMI Bogor Awaluddin dalam pembukaan Pendidikan Gender yang diadakan di Kantor Konsulat Cabang FSPMI Bogor pada Sabtu 23 September 2017.

Lebih lanjut Awaluddin menyampaikan bahwa, peran gender khususnya perempuan, adalah tolak ukur dari sebuah peradaban dan perubahan. Bahkan kedepannya, FSPMI Bogor mempunyai impian Kaum Buruh khususnya buruh perempuan lebih berperan aktif dalam pergerakan perjuangan kaum buruh, dan harapannya diadakannya Kongres Buruh Perempuan.

Sesi pertama dimulai dengan perkenalan setiap peserta Pendidikan Gender, dari jati diri hingga sebuah pertanyaan yang sama untuk seluruh peserta. Pertanyaan yang sebenarnya mudah tetapi sangat sulit untuk disampaikan, yaitu sejak kapan setiap peserta menyadari dan memahami jenis kelaminnya masing-masing.

Suasana Pendidikan Gender yang diselenggarakan FSPMI Bogor, Sabtu (23/9/2017).

Ternyata, sebuah pertanyaan dari Ika Kartika yang dilontarkan ke setiap peserta, membuat gelak tawa dan menyegarkan suasana. Pertanyaan tersebut bukanlah tanpa alasan, sebagai salah pengurus Biro Perempuan di DPP FSPMI, Ika Kartika berharap setiap peserta dapat mengenali dirinya sendiri dalam hal kesetaraan gender, terlebih-lebih kesetaraan gender dalam serikat pekerja.

Ada beberapa hal yang patut kita cermati dalam menjelaskan gender dan kesetaraan gender, antara lain yaitu Sifat Gender, Konstruksi Sosial dan Konstruksi Kultural. Bahkan di zaman sekarang ini, peran gender dapat tertukar atau tanpa dengan sengaja tertukar akibat situasi dan kondisi. Antara lain yaitu,usia ; ras ; etnik (suku) ; kelas ; agama ; geografis ; ekonomi dan situasi politik. Hal ini dipaparkan secara gamblang oleh Bambang Suwarsono dari Pimpinan Pusat SPAMK FSPMI Bidang Pendidikan.

Simulasi dan interaktif dalam Pendidikan Gender membuat suasana ruang trainning di Konsulat Cabang FSPMI Bogor kali ini menjadi hangat. Terutama ketika membahas peran perempuan dalam serikat pekerja yang saat ini menurun dan mulai kehilangan perannya dalam pergerakan perjuangan Kaum Buruh belakangan ini.

Sehingga harapan dari para mentor, setelah Pendidikan Gender kali ini, buruh-buruh perempuan semakin aktif dalam pergerakan perjuangan Kaum Buruh. Karena bagaimana pun juga, peran perempuan tidak dapat dihilangkan dalam segala bidang.

Pos terkait