Ermawati: Berjuang Tanpa Melupakan Kodrat Perempuan

Ermawati dan buah hatinya dalam sebuah rapat serikat pekerja.

Jakarta, KPonline – Salah satu keluhan yang sering kita dengar, banyak aktvis perempuan yang “menghilang” ketika sudah menikah dan memiliki anak. Alasannya macam-macam. Mulai dari sibuk mengurus keluarga, hingga keluarga (suami) yang tidak mengizinkan aktif dalam pergerakan.

Namun alasan itu tidak berlaku bagi Ermawati, aktivis FSPMI Pasuruan, Jawa Timur. Menurutnya, keluarga dan organisasi adalah dua hal yang saling melengkapi. Bukankah tujuan organisasi adalah memperjuangan kesejahteraan dan keadilan yang muaranya adalah untuk memuliakan setiap keluarga? Karena itu, keduanya tidak boleh saling meniadakan.

Bacaan Lainnya

Kuncinya, kata Ermawati, perjuangan juga harus dilakukan tanpa melupakan kodrat perempuan. Hal ini terlihat, saat Ermawati membawa si kecil dalam sebuah rapat atau kegiatan organisasi.

“Loyalitas… Tidak melupakan kodrat seorang ibu yang berjiwa organisasi. Supaya si junior kami kenal dan menjadi akrab dengan arti perjuangan,” ujarnya.

Ermawati menikmati momen-momen seperti ini. Momentum saat ini harus bergiat di dalam organisasi, sekaligus menjaga dan mendidik buah hatinya.

Di tengah kesibukannya yang padat, ketika ada acara konsolidasi, ia masih menyempatkan membuat takoyaki untuk teman-temannya. Takoyaki, adalah makanan khas Jepang menggugah selera. Hal-hal sederhana seperti ini, membuat serikat pekerja ibarat satu keluarga. Saling menjaga dan bisa belajar bersama.

Sosok yang direkomendasikan organisasi FSPMI – KSPI untuk maju dalam pemilihan legislatif 2019 ini setidaknya membuktikan satu hal, bahwa perempuan sanggup berdiri di garda depan perjuangan. Jika kelak ia dipercaya menjadi wakil rakyat, saya percaya Ermawati akan menjadi inspirasi bagi keluarga Indonesia.

Baca artikel lain tentang Ermawati

Pos terkait