Departemen Perempuan Bersama DPP FSPMI Bidang Perempuan Gelar Jambore Nasional ke 2 di Bogor

Bogor, KPonline – 82 hari lagi Indonesia akan menggelar pesta Demokrasi dalam Pemilu 2024. Perempuan memegang peranan penting dalam menyukseskan pesta demokrasi pada 2024 mendatang. Baik sebagai pemilih, penyelenggara, calon legislator ataupun calon kepala daerah. Terlebih, populasi penduduk di Indonesia didominasi perempuan.

Akan tetapi, menurut data dari World Bank (2019), negara Indonesia menduduki peringkat ke-7 se-Asia Tenggara untuk keterwakilan perempuan di parlemen.

Menghadapi tantangan perempuan dalam pusaran politik, Departemen Perempuan bekerja sama dengan DPP Bidang Perempuan FSPMI menggelar Jambore Nasional Perempuan ke 2 di Villa Semak Daun, Bogor, Jawa Barat, Jumat (24/11/2023).

Dihadiri Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz, Sekretaris Jenderal FSPMI Sabilar Rosyad, Vice Presiden Bidang Perempuan Mundiah, Perwakilan PP SPA FSPMI Rahmat Binsar, Jajaran pengurus Departemen Perempuan dan 97 peserta Jambore Perempuan dari perwakilan PUK FSPMI se-Indonesia.

Dalam sambutannya, Ketua Panitia Kusuma Dewi mengatakan dengan diadakannya Jambore berharap perempuan bisa lebih aktif dan peduli terhadap organisasi.

Senada Kusuma Dewi, Perwakilan PP SPA FSPMI Rahmat Binsar, sudah saatnya perempuan peduli terhadap organisasi dan Partai Buruh.

“Perempuan tidak hanya bekerja, mengurus rumah tangga, tapi juga harus lebih peduli di organisasi tidak perlu takut”, kata Rahmat.

Selanjutnya, Vice Presiden DPP Bidang Perempuan Mundiah, mengatakan 75% peserta jambore merupakan calon anggota legislatif tingkat DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota diseluruh wilayah Indonesia yang diusung dari Partai Buruh.

Diakhir sekaligus membuka acara, Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz, menyampaikan bahwa dirinya terpilih sebagai General Council ITUC-AP untuk periode 2023-2027, pada acara 5th Regional General Conference ITUC AP yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand, 20-23 November 2023 kemarin.

“Kekerasan Berbasis Gender menjadi topik utama permasalahan yang terjadi diseluruh pekerja”, ungkap Riden.

Menurutnya, pentingnya peran perempuan dalam politik, keterwakilan 30% perempuan bisa mengangkat isu-isu perjuangan dan menghilangkan diskriminasi terhadap perempuan.

“Selangkah lagi kita berjuang, untuk menduduki parlemen, satu-satunya cara memperjuangkan buruh dan rakyat yaitu menjadi anggota dewan diparlemen, perempuan harus tampil dan terus berjuang”, jelasnya. (Chuki)