Demonya di Anies – Sandi, Kecebong yang Ejakulasi

Oleh : Sabda Pranawa Djati

10 November 2017 ribuan buruh melancarkan aksi
Balai Kota Jakarta menjadi tempat yang disambangi
Tuntutannya cuma naikan upah minimum provinsi
Lebih tinggi dari Peraturan Pemerintah Nomor 78/2015 terbitan Jokowi

Pemimpin buruh naik podium silih berganti
Mengingatkan Anis Sandi agar memenuhi janji
Poros Istana dan Poros Balai Kota, dua yang dikritisi
Anies Sandi wajib penuhi janji, Istana wajib mengubah regulasi

PP 78/2015 tentang Pengupahan itu adalah produknya Jokowi
Kenaikan upah minimum dibatasi hanya dari inflasi dan pertumbuhan ekonomi
Jokowi tabrak Undang Undang Ketenagakerjaan yang lebih tinggi
Persembahan dari Istana untuk kepentingan korporasi

Berita mulai menyebar Anis Sandi dituding mengingkari
Libido Kecebong mulai menggeliat karena kontraksi
Ramai membuat gaduh media sosial berdalih simpati
Satu kalimat Said Iqbal, Kecebong langsung ejakulasi dini

Said Iqbal bilang Ahok lebih ksatria dan lebih berani
Kecebong putar ulang seperti lagu baru artis masa kini
Dari atas mobil komando puluhan pimpinan buruh berorasi
Mereka tak setuju Ahok dipuja-puji tapi Kecebong tak peduli

Media online, koran dan televisi
Sigap menggoreng berita tanpa basa basi
Awak media Kecebong gerilya mengejar narasi
Tapi tak ada berita tentang Istana yang dicaci maki

IQ 200 sekolam pastilah sulit untuk Kecebong memahami
Bahwa biang kerok upah murah datang dari istana dalam bentuk regulasi
Buruh dan Kecebong yang buruh, semakin kehilangan daya beli
Tapi Kecebong tetap berikrar junjungannya yang paling suci

Ketika Ahok gubernur tercatat demo buruh ratusan kali
Menuntut janji Ahok menaikkan upah minimum di atas Bekasi
Tak ada tuh dukungan Kecebong, walau hanya sekedar apresiasi
Justru buruh disalahkan dan menjadi sasaran bully

Penolakan PP 78/2015 membuat aktivis buruh dikriminalisasi
Upah buruh ditekan dan rakyat tak lagi menikmati subsidi
Jokowi tak bergeming, katanya upah murah untuk mempermudah investasi
Tembok Istana terlalu tebal untuk ditembus tangis rakyat yang frustasi

Soal janji politik yang diumbar dan diingkari
Sesungguhnya Jokowi lebih banyak punya koleksi
Membeli kembali Indosat dari tangan asing cuma sebatas cerita fiksi
Janji tidak menaikkan harga BBM, justru harga naik berkali-kali

Turunkan tingkat pengangguran cuma retorika artikulasi
Ciptakan 10 juta lapangan kerja baru hanyalah fantasi
Justru BUMN bernafsu untuk PHK massal dengan alasan otomatisasi
Menambah hutang 4.000 triliun lebih padahal janji tidak akan berhutang lagi

Janji persulit investasi asing namun kemudahan ijin justru kau beri
Tapi tak ada kontrak politik, bela Kecebong berargumentasi
Aahh… aku seperti ngobrol dengan manusia dalam pengaruh anastesi
Tapi tak apa, aku akan paparkan tanpa emosi

Jelang pilpres 2014 Piagam Perjuangan Marsinah telah Jokowi tandatangani
Kerja Layak, Upah Layak dan Hidup Layak itu janji yang menginspirasi
Menghapus sistem tenaga kerja kontrak dan outsourcing sangatlah memotivasi
Penentuan upah berdasarkan kebutuhan hidup layak juga tegas menjadi isi

Tapi apakah semua janji hari ini terbukti?
3 tahun sudah Jokowi memimpin negeri
Jadikan saya presiden maka saya akan kerja kerja kerja untuk penuhi janji
Namun janji tak terwujud bahkan makin jauh panggang dari api

Apa bedanya Anies Sandi dan Jokowi?
Jika setali tiga uang setipe pelanggar janji?
Bedanya ada di antara Kecebong dan kami
Jika Anies Sandi kami kritisi, Kecebong berhalusinasi tentang Jokowi

Kami tuntut Anies Sandi untuk penuhi janji
Kami juga tuntut Jokowi realisasikan mimpi
Jika Kecebong dukung kami datangi Anies Sandi
Kenapa Kecebong tak hadir saat kami datangi Jokowi?

Pagi ini tuntas sudah kutuliskan puisi
Kutengok dalam kolam, kulihat kecebong bangun militansi
Revolusi mental katanya tapi justru tak punya mental revolusi
Ooohhh, ternyata… mereka belum terbangun dari mimpi

Salam pagi tanpa kopi,
Kebon Jeruk
13 November 2017