Demi UMK, Naik Truk Menuju Pemda

Bogor, KPonline – Ada berbagai macam cara dalam memperjuangkan kesejahteraan bagi kaum buruh. Melalui Perundingan Kerja Bersama (PKB), perundingan bipartit dan tripartit, lobby-lobby, bahkan tidak jarang yang berakhir kaum buruh harus turun ke jalan atau dengan mengerahkan massa aksi. Karena kumpulan modal, hanya bisa dikalahkan oleh kumpulan massa.

Dibutuhkan militansi yang kuat dan pengorbanan yang tidak sedikit dalam meraih kesejahteraan. Bahkan, tidak jarang yang berakhir dengan proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Karena berjuangnya kaum buruh, harus dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya.

Bacaan Lainnya

Hal-hal tersebutlah yang ingin disampaikan oleh buruh-buruh anggota PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection. Perjuangan mereka dalam mendapatkan Upah Minimum Kabupaten/Kota patut kita acungi jempol. Karena apa yang telah mereka lakukan pada saat Aksi FSPMI Bogor 28 November 2019 yang lalu, menuai banyak apresiasi dari buruh-buruh yang lain.

Sekitar 500an buruh anggota PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection melakukan ” Aksi Bolos Kerja Massal”, hanya agar mereka bisa mengikuti aksi yang dilaksanakan pada Kamis 28 November 2019, didepan Kantor Bupati Bogor. Apa yang mereka lakukan, tentu sangat beresiko bagi diri mereka sendiri, bahkan bagi Pengurus PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection.

Aksi heroik ratusan buruh pabrik yang memproduksi tas-tas kualitas eksport tersebut, tidak hanya sampai disitu. Untuk menuju Kantor Bupati Bogor dari kawasan industri Wanaherang, Cicadas, Gunung Putri, menuju Cibinong, mereka harus menaiki truk barang. Berhimpit-himpitan karena penuh sesak dengan buruh-buruh yang didominasi oleh kaum perempuan. Diterpa panas terik matahari dan debu jalanan, semangat mereka untuk menjemput surat rekomendasi dari Bupati Bogor, agar mencabut Surat Edaran Gubernur Jawa Barat No. 561/75/yanbangsos per tanggal 21 November 2019.

Seperti yang dituturkan oleh salah seorang buruh perempuan anggota PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection, yang tidak ingin disebutkan namanya. “Ya namnya juga berjuang demi UMK, ya gini rasanya. Panas, keringatan, capek, lelah. Tapi dibawa seneng aja. Nikmatin aja” ungkap buruh perempuan yang mengenakan hijab berwarna biru laut tersebut

Menanggapi pertanyaan awak Media Perdjoeangan, terkait “Aksi Bolos Kerja Massal” yang dilakukan oleh buruh-buruh anggota PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection, Akhmad Jaenudin selaku Ketua PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection menjelaskan. “Jika dari pihak Management memberikan sanksi atas apa yang kami lakukan hari ini, dari pihak PUK akan mengkaji terlebih dahulu sanksi tersebut. Karena aksi yang dilakukan pada hari ini adalah instruksi organisasi, dan apa yang mereka lakukan atas keinginan mereka sendiri untuk bergabung dengan massa aksi lainnya. Kalau pun pihak Management akan memberikan sanksi, seperti Surat Peringatan secara massal, maka hal itu tentu saja akan bertentangan dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku di negara ini. Kami sedang menyuarakan pendapat dan menyuarakan suara kami. Dan itu tidak boleh dihalang-halangi oleh siapa pun” jelas laki-laki yang akrab disapa dengan Bang Jarot ini.

Belum selesai hingga disitu, karena pada saat aksi unjuk rasa sudah selesai, ratusan buruh anggota PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection tersebut, kesulitan dalam memulangkan mereka ke wilayah Wanaherang, Cicadas, Gunung Putri. Hingga pada akhirnya, setelah berkoordinasi dengan pihak aparat kepolisian, ratusan buruh anggota PUK SPAI-FSPMI PT. Simone Accesories Collection dibawa dengan menggunakan mobil pengangkut anggota kepolisian Polres Bogor. (RDW)

Pos terkait