Covid 19 Belum Hilang, Mudik pun Dilarang

 

Cirebon, KPonline – Hari raya Idul Fitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa. Di Indonesia sendiri menjelang hari raya Idul Fitri mempunyai tradisi yang sudah turun menurun yaitu mudik.

Bagi ribuan buruh/pekerja yang mencari rejeki dengan merantau atau bekerja di luar kota momen ini sangat ditunggu karena libur hari raya ini cukup panjang sekitar 1 mingguan. Libur panjang ini dimanfaatkan pekerja atau masyarakat kebanyakan orang untuk pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan orang tua, keluarga, dan sahabat.

Akan tetapi di tahun ini sama dengan tahun lalu dimana pemerintah menghilangkan sebagian cuti bersama sehingga hari libur menjadi lebih pendek dan melarang masyarakat melakukan mudik dikarenakan wabah covid 19 yang masih menghantui masyarakat Indonesia. Pemerintah juga memperketat aturan mudik dengan melakukan penyekatan – penyekatan di setiap perbatasan kota/kabupaten dan hanya mengijinkan kendaraan melintas untuk keperluan mendesak ataupun dalam rangka melaksanakan tugas itupun harus disertai surat tugas dan hasil test bebas covid 19.

Sementara bagi mereka yang tidak bisa menunjukan surat bebas covid 19 di paksa putar balik ke lokasi awal. Aturan ini tentunya memberatkan bagi kebanyakan orang yang mempunyai penghasilan pas- pasan. Untuk mendapatkan surat bebas covid 19 sedikitnya satu orang harus mengeluarkan biaya ratusan ribu rupiah untuk biaya swab antigen, lantas bagaimana bila anggota keluarga lebih dari satu orang tentunya akan lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan.

“Adanya aturan ini bagi saya sendiri sangat memberatkan apalagi tunjangan hari raya (THR) tahun ini perusahaan tidak membayarkan secara penuh. Hal ini menambah kesedihan hati saya yang awalnya uang THR ini sebagian akan diberikan kepada orang tua namun apalah daya dengan berkurangnya nilai THR saya tidak bisa mewujudkannya, sudah tidak bisa mudik di tambah lagi THR yang saya terima dari perusahaan tidak dibayarkan penuh,” kata salah satu pekerja yang gagal mudik ke Sumedang menceritakan dengan sedih.

“Ibu maafkan anakmu tahun ini tidak bisa mudik dan tidak bisa memberikan apa – apa,” lanjutnya.