Cerita Said Salahudin tentang Roosevelt dan Peran KSPI Dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan

Pembicara Seminar Internasional yang diselenggarakan dalam Seminar KSPI, Sabtu (28/4/2018)./Kahar S. Cahyono

Jakarta, KPonline – Pengamat Politik Said Salahudin menceritakan apa yang dilakukan Franklin Delano Roosevelt ketika baru menjadi Presiden Amerika Serikat, tahun 1933. Ingatan terhadap Roosevelt muncul, ketika ia diminta menjadi pembicara dalam Seminar yang diselenggarakan KSPI dengan tema ‘welfare state’, Negara kesejahteraan.

Saat itu Amerika mengalami puncak masa depresi. Lebih dari 13 juta rakyat Amerika tidak mempunyai pekerjaan, dan susunan perbankan tak berketentuan. Perekomian ambruk. Ia memberikan harapan kepada rakyat Amerika dan berjanji akan mengambil tindakan tegas dan cepat. Salah satu pernyataannya yang terkenal pada amanat pelantikannya adalah, “Satu-satunya yang harus kita takuti adalah rasa takut itu sendiri.”

Bacaan Lainnya

Dalam seratus hari pertama ia mengusulkan rencana besar-besaran untuk menghidupkan kembali kegiatan perusahaan dan pertanian, memberi bantuan kepada para penganggur dan kepada mereka yang terancam akan kehilangan ladang dan tempat tinggalnya.

Setelah masa seratus hari pertama memegang jabatan, Roosevelt telah menunjukkan diri sebagai pemimpin negara yang cakap. Ia memperoleh dukungan rakyat yang unik dalam sejarah Amerika dalam melancarkan sebuah program percobaan yang bertujuan mencapai apa yang disebut sebagi sistem yang bersifat lebih sosial dan lebih demokratis. Program itu dikenal dengan nama “New Deal.”

Pada 1936 pada tahun pemilihan Presiden, revolusi damai dalam bidang ekonomi dan sosial yang dilancarkan oleh Presiden Roosevelt telah berhasil membawa perbaikan dan pembangunan kembali sebagian Amerika.

“Banyak yang dia tawarkan. Tetapi ada dua yang menarik, yaitu mereformasi sistem perbankan dan perekonomian,” kata Said Salahudin.

Ketika dia terpilih 4 Maret 1933, lima hari kemudian ia mengeluarkan kebijakan bank holiday. Dia menutup bank yang tidak sehat dan tidak bisa dipertahankan.

Kebijakan politik saat itu dicatat sebagai sejarah. Rooselvelt merupakan satu-satunya Presiden Amerika Serikat yang menjabat selama 4 periode.

Kedua, lanjut Said, Roosevelt menjalankan jaminan sosial. Inilah yang ditawarkan untuk memberikan bantuan terutama untuk para pengangguran, lanjut usia, cacat, dan sebaginya.

Dia mendesak Kongres untuk membuat undang-undang yang menghalalkan subsidi. Mengapa ekonomi Barat yang mengdepankan paham kapilatalisme dan liberalisme kemudian cenderung mengambil pola sosialisme? Karena Negara harus hadir.

Itulah inti dari welfare state. Itulah yang menginspirasi para pendiri Negara Indonesia memunculkan Pasal 33. Bahwa perekonomian disusun berdasarkan asas kekeluargaan.

Buruh memiliki peran besar untuk mendorong kemajuan Indonesia. “Saya sangat yakin, KSPI akan dicatat sebagai sejarah, sebagai kelompok buruh yang terbukti sebagai organ yang mampu mempengaruhi kebijakan,” ujarnya.

Karena itu, apa yang dilakukan KSPI yang terus menerus memperjuangkan kesejahteraan sudah sangat tepat.

Pos terkait