Jakarta, KPonline – Sebuah pemandangan yang memilukan. Republik ini katanya kaya raya.
Bangunan insfrastruktur digenjot dimana-mana demi pencitraan.
Jembatan jalan tol Suramadu digratiskan. Para atlet yang sudah menyumbangkan medali emas dijadikan PNS. Katanya Kangen didemo oleh rakyatnya.
Namun apa yang terjadi
IRONIS DAN TRAGIS
Nasib ribuan Tenaga Honorer yang sudah berbhakti dan mengabdi berpuluh-puluh tahun untuk kemajuan Republik ini ditelantarkan.
Mereka hanya ingin sebuah keadilan. Dengarkan, wahai pemangku kebijakan.
Lihatlah!
Saudara kami para honorer yang dari berbagai daerah seluruh Indonesia datang berbondong-bondong mengepung Istana Negara guna menagih janji dari seorang junjungan Nomor 1 di Republik ini
Namun dari pagi, siang, sore sampai malam hari sepertinya sudara kmi Para Honorer belum juga ditemui.
Bapak Jokowi Presiden kami yang baik hati.
Lihatlah…….
Tengoklah…..
Temuilah……
Saudara kami para Honorer yang saat ini masih bertahan dan tidur di depan Istana Negara
Saudara kami para Honorer seperti tuna wisma.
Kering sudah rasanya air mataku. Terlalu banyak sudah yang tertumpah. Menangis meratapi buruk nasibku. Nasib buruk seorang tunawisma.
Langit sebagai atap rumahku. Dan bumi sebagai lantainya. Hidupku menyusuri jalan. Sisa orang yang aku makan
Langit sebagai atap rumahku. Dan bumi sebagai lantainya. Hidupku menyusuri jalan. Sisa orang yang aku makan
Jembatan menjadi tempat perlindungan. Dari terik matahari dan hujan. Begitulah nasib yang aku alami. Entah sampai kapan hidup begini.
(Oleh : Riyanto Agung Subekti (Itong) – Tim Investigasi Pengurus Pusat FHK2-PGRI)