Babeh: Selagi Sehat, Kuat dan Mampu, akan Saya Jalankan

Tangerang, KPonline – Siapa yang tak kenal dengan sosok pria yang udah banyak merasakan asam manisnya kehidupan ini? Kesehariannya, pria kelahiran Liwa, 5 Oktober 1962 adalah seorang buruh pabrik di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang alumunium profile, PT. Makmur Jaya Saputra Perkasa.

Dia sudah bekerja di pabrik tersebut sejak tahun 1993, sebagai Kepala Regu Quality Control (QC). Bahkan dahulunya dia salah satu pelopor pendirinya Serikat Pekerja Tingkat Perusahaan (SPTP).

Bacaan Lainnya

Namun seiringnya berjalan waktu dia dan kawan-kawannya berpikir bahwa pentingnya serikat pekerja yang berpayung hukum, jelas AD/ART, dan Peraturan Organisasi-nya. Waktu itu masuklah Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), tapi serikat tersebut tak bertahan lama. Pada tahun 2005, berdirilah sebuah serikat pekerja yang bernama Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di PT. Makmur Jaya Saputra Perkasa.

Bila dihitung, sudah 13 tahun. Bukan waktu yang sebentar. Artinya sudah banyak pengalaman pahit dan manisnya mempertahankan sebuah organisasi FSPMI agar tetap berdiri dan berkibar.

Itulah sekilas sosok Ridwan Jauhari yang merupakan salah satu pengurus Media Perdjoeangan Daerah Tangerang Raya. Ridwan Jauhari adalah seorang ayah berumur 56 Tahun yang mempunyai 4 orang anak dan 4 orang cucu juga memiliki seorang Istri bernama Sukiyem.

Babeh, begitulah orang-orang memanggilnya.

Sebelum bergabung dan masuk ke dalam kepengurusan di Media Perdjoeangan, babeh sering hadir meliput agenda penting yang diadakan oleh organisasi FSPMI Tangerang, tahun 2012. Itu dilakukannya atas inisiatif pribadinya sendiri. Kemudian organsiasi melihat kehigihannya dan diminta untuk memperkut pilar organisasi, Media Perdjoeangan.

Walaupun usia sudah tak muda lagi tapi dedikasi, eksistensi dan totalitas dalam organisasi maupun pekerjaannya tak perlu diragukan lagi. Semangatnya pun tak mau kalah dengan yang muda. Kepiawaiannya merekam kejadian penting dengan handycam miliknya, banyak karya-karya yang telah ia ciptakan.

Dalam lingkungan bermasyarakat, dimana tempat babeh tinggal. Babeh dinilai sebagai sosok yang low profile. Setiap agenda yang diselenggarakan oleh Warga, RT/RW bahkan DKM Masjid, tak pernah ia absen. Dia selalu dipercaya untuk mendokumentasikan segala kegiatan. Seperti Tabligh Akbar dan Maulid Nabi hingga acara Khitanan.

Saat Longmarch Cilegon – Jakarta kemarin (08-10/08), pun ia hadir diantara peserta Longmarch. Setiap langkah ia dokumentasikan. Bahkan disaat peserta istirahat pun ia tetap bertugas mendokumentasikannya. Karna bagi dia, apa yang dia lakukan adalah sebuah tanggungjawab. Komitmen pada tugas organisasi yang dibebankan kepadanya.

Dia melakukan ini tanpa terpaksa. Dia tahu, tanpa kerja media, langkah hebat peserta longmarch tidak akan bermakna.

Rasa lelah pun tak ia rasakan. Sedikit mengeluh pun tidak. “Longmarch ini juga bagian dari hobby saya, walau tenaga tak seperti dulu lagi, tapi selagi saya kuat dan sehat kenapa tidak,” tutur Peraih Juara 2 Longmarch Djoeang 45 KM tingkat SMA ini.

Dengan sisa 2 bulan lagi untuk masa pensiunnya, babeh mengatakan bahwa “Ini bukan akhir dari hobby nya yang sudah Ia jalani bertahun-tahun. Tapi akan menjadi pengalaman berharga untuk keluarga bahkan cucunya nanti.

Apa yang dia lakukan ini, tidak lepas dari support Istri tercinta dan anak-anaknya yang membangkitkan semangatnya.

Bahkan disaat ia pulang malam, salah satu cucunya yang begitu dekat dengan beliau, tidak mau tidur jika kakeknya belum pulang kerumah. Ini adalah bukti cinta dan sayangnya kepada keluarga dan manfaatkan waktu yang ada untuk bermain bersama cucu-cucunya.

Babeh berpesan mari terus semangat, jaga kekompakan dan kebersamaan. Berikan kontribusimu untuk organisasi khususnya Media walaupun itu hanya sedikit tapi bermanfaat bagi orang lain.

Bila organisasi masih percaya dan membutuhkan tenaga saya untuk meliput, saya akan bersedia selama saya sehat, kuat dan mampu. Meski nanti sudah tak bekerja.

(Chuky)

Pos terkait