Ayo Menulis

Medan, KPonline – Cogito ergo sum, demikian Descartes utarakan, sang filsuf ternama dari Perancis. Yang Artinya adalah: “aku berpikir maka aku ada”.

Maksud kalimat ini adalah membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri.

Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir .

Teori ini sangat berkaitan dengan eksistensi manusia sebagai manusia itu sendiri.

Eksistensi itu dapat dibuktikan dengan mewujudkan fikiran fikiran yang diungkapkan, baik sebagai tulisan, lukisan, lagu atau karya lainnya.

Dapat juga selain itu dengan mewujudkan ide ide yang diimplementasikan dalam kehidupan.

Tulisan adalah merupakan salah satu yang dapat mengabadikan manusia dalam eksistensinya.

Tulisan dalam bentuk apa saja dapat mewakili keberadaan manusia itu sepanjang bumi berputar.
Seperti novelis dunia William Shakespeare dengan novel romeo dan Juliet nya yang eksis hingga kini.

Selain itu ada kahlil Gibran, Agatha Christie, juga ada jk rowling dan Stephen king didunia modern.

Di dalam negeri kita punya penulis terkenal seperti Pramudya Ananta Toer, Taufik Ismail atau Mochtar Lubis.

Karya karya mereka itu mampu mewakili diri mereka sendiri sepanjang masa dan dapat dinikmati bahkan menjadi inspirasi bagi kehidupan masyarakat.

Tak lah kita harus menjadi JK Rowling atau Pram, tetapi eksistensi berdasarkan fikiran merupakan kepastian dalam sejarah kehidupan manusia.

“Tidak berfikir maka tidak ada”

Setiap manusia harus memiliki kontribusi buat kelangsungan hidup sosial di masyarakat sekaligus membuktikan keberadaannya.

RA Kartini memberitahukan kepada kita pentingnya menulis, namanya masuk kedalam jajaran pejuang pejuang wanita Indonesia.

Kenapa ada hari Kartini?

Kenapa tidak ada hari Dewi Sartika, Tjut Nya Dhien atau Martha Christina Tiahahu?

Semua itu karena adanya “Habis Gelap Terbitlah Terang” semua itu karena Kartini menulis.

Dengan berfikir maka kita menulis, dengan menulis maka kita abadi.

(FZB)