Ayo Isi Petisi, Tuntut Fahri Hamzah Minta Maaf Telah Hina Buruh

Bekasi, KPonline – Sejumlah buruh dan aktivis menuntut anggota DPR Fahri Hamzah meminta maaf atas pernyataan kontroversialnya. Dia menyebut absen di DPR bisa lebih longgar, berbeda dengan absen untuk buruh pabrik.

Fahri menyebut anggota DPR hanya wajib hadir untuk mengambil keputusan. Bukan absen untuk datang dan gajian seperti buruh pabrik.

Bacaan Lainnya

“Teori kehadiran di parlemen berbeda dengan di pabrik, Kehadiran di parlemen adalah voting right, hadir untuk mengambil keputusan, bukan seperti buruh pabrik yang hadir untuk menerima gaji,” kata Fahri Hamzah 3 Juli lalu.

Ucapan Fahri menyinggung banyak kalangan. Nur Hayati membuat petisi di change.org berjudul:

“Fahri Hamzah, Tarik penyataan anda dan Minta maaf atas pernyataan anda tentang buruh pabrik yang menyakiti kami.”

Klik link berikut untuk isi petisi : Klik Untuk ISI Petisi

Berikut isi petisinya :

Dears Teman-teman buruh khususnya buruh pabrik Semalam, tanggal 3 July 10 malam, saya menyaksikan berita di sebuah telivisi swasta. Disesi berita tersebut memberitakan tentang sidang paripurna untuk calon Panglima TNI yang baru dan Calon Kepala BIN, dan televisi tersebut menyorot sidang paripurna yang kosong, tidak dihadiri oleh anggota dewan tetapi daftar hadir berkata lain, mayoritas di daftar hadir berjumlah 387 anggota dewan menghadiri sidang paripurna tersebut.

Bukan secara visual kehadiran anggota dewan tidak sesuai dengan daftar hadir di atas kertas yang menyinggung saya, tetapi pernyataan Fahri Hamzah sebagai Wakil ketua DPR yang sangat menyingung ketika dia ditanya reporter televisi swasta tersebut kosongnya ruang sidang paripurna dan anggota DPR menghadiri sidang hanya dengan tandat tangan Pernyataan Fahri Hamzah “Teori kehadiran di parlemen berbeda dengan di pabrik, Kehadiran di parlemen adalah voting right, hadir untuk mengambil keputusan, bukan seperti buruh pabrik yang hadir untuk menerima gaji”

Fahri Hamzah, apakah kau tahu, pengusaha tidak memberikan ke kami secara cuma-cuma upah ke kami, tetapi kami harus bekerja penuh, minimal 40 jam satu minggu bahkan bisa 70 jam satu minggu, dan sering tidak bisa menikmati matahari di rumah, bekerja dengan bercucuran keringat, berdesakan-desakan di angkutan umum dengan keselamatan yang rendah, bergulat dengan debu dan kehujanan untuk sampai di pabrik, dan kadang dimaki-maki seperti binatang oleh atasan karena mereka juga ditekan demi tuntutan mengejar target produksi dan upah yang kami terima jauh dari kata layak dan dengan upah yang masih minimum, upah kami juga masih harus di potong untuk jaminan-jaminan sosial yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara dan jika kami tidak hadir kerja, maka kami buruh pabrik akan di PHK, dan walaupun kami rajin hadir, kami juga akan tetap terkena PHK jika pengusaha sudah tidak meginginkan kami bekerja kepada mereka.

Bagi teman-teman buruh se-Indonesia dan yang peduli buruh, mari kita tuntut Fahri Hamzah untuk menarik penyataan dan minta maaf kepada buruh-buruh Indonesia yang sudah merendahkan pekerjaaan buruh, yang seolah-olah buruh adalah pengemis, dan kita tanpa bekerja kita hanya datang ke pabrik untuk menerima upah dari Pengusaha.

Pos terkait