Aliansi Alttar Lakukan Sosialisasi Mayday

Tangerang, KPonline– Beberapa hari menjelang Hari Buruh Internasional (Mayday), sebanyak ratusan orang buruh di Tangerang yang tergabung dalam Aliansi buruh Tangerang Raya (Alttar) Kamis, 26/04/2018 kembali melakukan aksi turun kejalan.

Dalam aksi damainya kali ini, para buruh kembali turun kejalan dengan membawa ribuan lembar selebaran/ pamplet yang nantinya akan dibagikan kepada khalayak ramai, yang sasaran utamanya adalah para buruh yang berada di pabrik – pabrik, di kawasan industri Tangerang dengan tujuan sosialisasi hari buruh internasional (Mayday).

Bacaan Lainnya

Dengan menggunakan ratusan unit sepeda motor, serta dipandu oleh 3 mobil komando, masa aksi aliansi buruh Alttar bergerak menyusuri kawasan – kawasan industri yang berada di Tangerang. Membagikan selebaran/ pamplet yang berisi ajakan untuk bersama – sama turun kejalan pada tanggal 1 Mei 2018 nanti, sebagai bukti bentuk perjuangan kaum buruh di hari Buruh Sedunia nanti.

Jayadi dari Fsbku saat memberikan orasi di atas mobil komando menyatakan bahwa,
“Mayday tahun 2018 bagi buruh Tangerang Raya mengandung makna yang sangat besar, dimana bahwa memperingati Hari Buruh internasional Adalah sebagai momentum perlawanan, pergerakan dan perjuangan kaum buruh menuju buruh yg lebih sejahtera, karena kita sudah tau semua bahwa Kaum Buruh Indonesia masih tertindas, masih di mardzinalkan karena kebijakan – kebijakan pemerintah dengan aturan, – aturannya yang masih tidak pro terhadap buruh. Contohnya saja, upah buruh masih diberikan upah murah oleh Pemerintah dengan PP78 tahun 2015, Pelayanan kesehatan yg masih jauh dikatakan baik, masih banyak terjadi pemberangusan serikat, Outsorching dan sistem kerja kontrak yang diberlakukan di perusahaan – perusahaan yang ada di Indonesia, khususnya Tangerang Raya.
Dan ini tugas kita kaum buruh yang harus lantang menyuarakan perlawanan.”

“Untuk Mayday tahun 2018 ini, Buruh indonesia harus bersatu, bergandengan tangan dengan aksi turun ke jalan untuk menyuarakan hak hak normatif kaum buruh.” Tegasnya.

Menurut pendapat Supriyanto ketua PC SPL FSPMI Tangerang, saat ditanya oleh tim Media Perdjoeangan daerah Tangerang disela aksi damai sosialisasi Mayday berpendapat bahwa, “Mayday bukan holiday”. Alasannya karena menurut pendapat Supriyanto, “selama buruh masih hanya jadi bahan eksploitasi, maka libur di tanggal 1 Mei bukan berarti libur dalam aksi, termasuk aksi menuntut pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan buruhnya.”

Supriyanto pun melanjutkan pendapatnya, menurutnya yang paling urgent pada saat ini untuk masyarakat terutama buruh adalah, “Turunkan harga beras, dan tarif dasar listrik. Bangun kedaulatan Pangan dan energi. Pilih capres yang pro buruh/ rakyat.”
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah tuntutan, “Cabut PP 78 tahun 2015 Tentang Pengupahan, serta akhiri kerakusan korporasi, sehingga negara bisa sejahtera.” Ujarnya.

Seperti halnya Supriyanto, Wawan yang merupakan salah seorang Presedium Alttar dari SP Kep SPSI berpandangan bahwa, “Mayday bukan sekedar perayaan semata. Tetapi lebih kepada momentum kebangkitan kaum buruh di dunia, termasuk di Indonesia.”

Oleh sebab itu kita sebagai buruh harus tau sejarah perjuangan Mayday, kita juga harus bisa melanjutkan perjuangan itu sampai kaum buruh dinyatakan sejahtera.

Sementara itu, Kendati dibawah guyuran hujan yang cukup deras pada saat melakukan aksi damainya, para buruh tetap bersemangat. Hal ini bisa dibuktikan dari antusias para buruh yang terus melanjutkan aksinya sampai selesai sore hari. (RD Rizal N)

Pos terkait