Di Hari Pahlawan, Buruh Perempuan Membawa Bakul Turun di Medan Juang

Jakarta, KPonline – Puluhan ribu buruh melakukan aksi unjuk rasa bertepatan dengan 10 November. Hari yang diperingati sebagai hari Pahlawan.

Mengenang hari Pahlawan, ingatan kita akan melayang saat perang mempertahankan kemerdekaan. Saat itu, lelaki dan perempuan berkibaku turun ke medan laga. Hanya satu kata: merdeka!

Ingatan itulah yang mengilhami sejumlah aktivis Perempuan FSPMI. Mengambil spirit kepahlawanan, mereka berpartisipasi dalam aksi. Turun ke medan juang.

Berawal dari ide Bendahara Umum FSPMI Endang Widuri, sejumlah perempuan FSPMI berinisiatif menyediakan logistik untuk peserta aksi. Sejumlah makanan disiapkan. Seperti rebusan singkong, ubi, kacang-kacangan, dan roti.

Makanan ini dipilih sebagai simbol kenaikan upah minumum yang kecil dan tidak sebanding dengan naiknya bahan pokok, sehingga buruh hanya kuat membeli singkong.

Kesan masa lalu juga ditampilkan. Mereka memakai kebaya dan caping. Sambil membawa bakul tempat makanan yang akan dibagikan.

Selain itu, aksi simpatik ini dilakukan untuk memaparkan cita-cita bangsa Indonesia. Bahwa kemerdekaan tidak lepas dari peran perempuan.

Kembali mengenang peristiwa 10 November, kemerdekaan tak lepas dari banyak peran lapisan rakyat.

Hari ini buruh perempuan dengan dress code merah-putih menandakan keberanian kami menentang kebijakan yg tak memihak buruh. Membawa logistik back to Nature, mengingatkan bahwa upah dengan PP 78/2015 sangat tidak layak, untuk memenuhi kebutuhan hidup buruh.

Inilah jeritan kami perempuan, berkutat dgn harga ekonomi yg meninggi.