Warisan Alam Dewi Rinjani Yang Pantas Dirindukan

Selamat jalan pejuang

Lombok, KPonline – Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat memang menantang untuk disinggahi. Taman Nasional ini memiliki luas sekitar 41.330 hektare, memiliki puncak setinggi 3.726 mdpl.

Daya tarik utama gunung tertinggi ketiga di Indonesia ini terletak pada pesona danau Segara Anak yg berada di ketinggian sekitar 2.008 mdpl dengan luas sekitar 1.100 hektare dan memiliki kedalaman hingga sekitar 230 meter. Segara Anak terbentuk dari hasil letusan Gunung Rinjani pada masa purba.

Media Perdjoeangan mencoba menelusuri kembali kemegahan dan keindahan Taman Nasional Gunung Rinjani. Setidaknya mengingat kembali bersama Perhimpunan Pendaki Gunung dan Penjelajah Alam ‘KAONAK’ melakukan pendakian ke puncak Gunung Rinjani, Lombok Nusa Tenggara Barat.

Salah satu tim media Perdjoeangan Bekasi pernah menapakkan kaki di puncaknya, sehingga rindu yang mendalam kepada Gunung Rinjani sedikit terobati dengan menuliskannya kali ini.

Pada 1994, permukaan danau terangkat naik karena aktivitas letusan Gunung Rinjani. Lalu, muncul gunung baru atau Anak Gunung Baru Jadi, yang kemudian memperkuat daya tarik wisatawan untuk mendaki Gunung Rinjani. Fenomena alam Gunung Rinjani yang kemudian menjadi daya tarik wisatawan sempat terbingkai pada mata uang pecahan Rp 10.000 yg dikeluarkan oleh Bank Indonesia tahun 1998.

Bagi para pendaki dan penggiat alam bebas, Danau Segara Anak menjadi lokasi paling favorit untuk melepas penat seusai melintasi perbukitan terjal, savana, memasuki hutan belantara selama 12 jam.

Selain itu, lokasi ini juga ideal untuk memanjakan lidah dengan banyaknya ikan di danau segara anak. Konon cerita warga setempat yang menaruh/memelihara ikan di danau Segara Anak adalah ibu Tien Soeharto.

Gunung Rinjani dianggap sebagai tempat suci oleh masyarakat Pulau Lombok khususnya masyarakat Hindu. Setiap tahun ribuan umat Hindu melakukan sembahyangan di areal Danau Segara Anak yg dikenal dengan upacara “Mulang Pakerem”.

Nama Rinjani diambil dari legenda Dewi Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Warisan alam Dewi Rinjani yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak tahun 1941 hingga kini masih terjaga kelestariannya.

Dikutip dari berbagai sumber (Yanto)