Trump Tegas ke Israel, Gencatan Senjata Rapuh, Gaza Masih Jadi Perangkap Maut

Trump Tegas ke Israel, Gencatan Senjata Rapuh, Gaza Masih Jadi Perangkap Maut
Foto ilustrasi by pngtree google

Purwakarta, KPonline – Donald Trump berhasil memediasi gencatan senjata antara Israel dan Iran pada 24 Juni 2025, setelah 12 hari konflik yang dipicu serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran pada 13 Juni, diikuti pembalasan rudal Iran. Trump, melalui Truth Social, memperingatkan Israel untuk tidak melanggar kesepakatan ini, menegaskan bahwa AS tidak akan mendukung serangan lebih lanjut ke Iran. Namun, gencatan senjata ini rapuh, dengan Iran meluncurkan 20 rudal ke Beersheba sebelum kesepakatan berlaku, menewaskan empat warga sipil.

Wahyu Hidayat, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPAMK) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Purwakarta dan sekaligus pendiri Spirit Binokasih, memuji ketegasan Trump. “Secara politis semua berpendapat dia ke-Israel-an sekali. Kalau sampai ga tegas kali ini, mau ditaruh dimana mukanya?” katanya. Wahyu menilai langkah Trump menekan Israel menunjukkan komitmen mencegah perang lebih luas. Namun, ia menyoroti kekejaman Israel di Gaza, yang terus menjadi “perangkap maut” bagi warga Palestina. Laporan PBB menyebutkan bahwa Israel masih menembaki warga sipil Palestina yang kelaparan, dengan 66% bangunan di Gaza hancur dan ratusan korban tewas meski gencatan senjata Iran-Israel diumumkan. Aksi ini mencakup penembakan truk bantuan dan pengungsi, menewaskan puluhan orang dalam seminggu terakhir.

Di Israel, Netanyahu menghadapi tekanan dari 39.000 warga yang menuntut ganti rugi akibat serangan rudal Iran ke fasilitas militer dekat pemukiman, seperti di Beersheba. Kerusakan rumah, kendaraan, dan trauma psikologis membebani anggaran Israel, yang sudah terkuras akibat operasi di Gaza dan Lebanon. Publik Israel marah, menuduh pemerintah gagal melindungi mereka, diperparah sensor media yang menyembunyikan skala kerusakan.

Terkait serangan AS ke fasilitas nuklir Iran (Fordow, Natanz, Isfahan) pada 22 Juni, Trump mengklaim keberhasilan total. Namun, beberapa analis berspekulasi bahwa bom AS, termasuk GBU-57A/B hanya merusak pintu masuk terowongan Fordow, tanpa menghancurkan fasilitas inti yang terletak 90 meter di bawah tanah. Iran mengklaim tidak ada kontaminasi radiasi, menunjukkan kerusakan terbatas.

Wahyu menegaskan dunia harus fokus ke Gaza. “Perangkap maut Israel menembaki warga Palestina harus dihentikan,” ujarnya. Sebagai warga Jawa Barat, ia lega Selat Hormuz tetap terbuka, mencegah krisis energi global. Namun, ia menghimbau kewaspadaan. “Konflik ini belum selesai. Kita harus siap untuk skenario terburuk,” katanya. Trump harus terus menekan Israel agar gencatan senjata bertahan, sementara keadilan untuk Palestina tetap harus diwujudkan. “Free Palestine!” ujarnya.