Sukses di Sumatra, PP SPEE FSPMI Kembali Akan Roadshow Untuk OS PLN Jawa Timur

Jakarta, KPonline – Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Elektronik Elektrik Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPEE FSPMI) mengagendakan untuk kembali melakukan roadshow. Roadshow kali ini akan dilaksanakan khusus untuk Provinsi Jawa Timur.

Sekretaris Umum SPEE FSPMI Slamet Riyadi sendiri yang akan turun langsung bersama 3 orang staf PP SPEE FSPMI. Perjalanan yang direncanakan akan dimulai pada pertengahan bulan Juli 2022. Setidaknya ada 7 kota/kabupaten yang menjadi tempat tujuan roadshow.

“Tujuanya adalah penyadaran pekerja OS (outsourcing/alih daya) PLN untuk berserikat, pendidikan serikat pekerja bagi anggota, konsolidasi untuk penguatan anggota, sosialisasi arah dan tujuan perjuangan pekerja OS PLN dan penyatuan gerakan,” jelas Slamet yang juga pria kelahiran Jawa Timur ini saat dikonfirmasi.

Selain itu diharapkan juga selama perjalanan di Jawa Timur ini akan menghasilkan pertambahan anggota SPEE FSPMI. Sebagaimana diketahui sebelumnya pada tahun 2021 lalu PP SPEE FSPMI sukses melaksanakan roadshow di pulau Sumatra dengan pertambahan anggota SPEE yang cukup signifikan.

PP SPEE FSPMI juga memberikan instruksi kepada Wakil Bidang Organisasi Tim Nasional Pekerja OS PLN, Deddy Chandra untuk berkomunikasi dengan pekerja OS PLN yang pernah meminta ingin bergabung dengan SPEE FSPMI. Sebagaimana diketahui juga nasib pekerja OS PLN di Jawa Timur sangat memprihatinkan.

Sejak tahun 2008 pekerja OS PLN di Jawa Timur selalu menjadi contoh awal PHK dengan nilai pesangon yang sangat kecil. Sementara daerah lain seperti pekerja OS PLN Jawa Barat justru melakukan perlawanan setelah mengetahui hal ini untuk mencegah perlakuan yang sama.

Setidaknya terakhir tahun 2019, pekerja OS PLN di bagian Operator Gardu Induk kembali mendapatkan perlakuan PHK dengan nilai murah. Hanya sedikit dari mereka yang keburu berserikat demi mendapatkan nilai pesangon yang besar sesuai.

“Dari sekian pengaduan yang saya terima, mereka yang masih bekerja akhirnya terpaksa harus menerima upahnya turun menjadi setengahnya dari upah sebelumnya,” ujar Deddy.

Selain itu, Deddy menjelaskan hal ini terjadi karena ketidakpahaman tentang aturan ketenagakerjaan yang membuat pekerja OS PLN di Jawa Timur tidak berani melawan dan takut membentuk Serikat Pekerja. (Deddy Chandra)