SPL FSPMI Selenggarakan Rapat Kerja Nasional di Sidoarjo

Sidoarjo, KPonline – Kamis (6/04/2017), jam 14.00 Wib, Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Serikat Pekerja Logam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPL FSPMI) di Hotel Halogen Sidoarjo dibuka. Ini adalah Rakernas pertama pasca Musyawarah Nasional (Munas) pada Februari 2016.

Rakernas kal ini dihadiri Sekretaris Jenderal DPP FSPMI Riden Hatam Aziz, Ketua dan Sekretaris DPW FSPMI Jawa Timur Pujianto dan Jazuli, Disnakerprov Jawa Timur Totok Nur Hidayanto, Disnaker Sidoarjo, Ketua LSM Sapu Lidi Hari Putri Lestari, Presidium PPBS Edi Kuncoro Prayitno dan Sugiono, serta diikuti 215 peserta dari seluruh Indonesia.

Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars FSPMI yang dibawakan oleh paduan suara dari SPL FSPMI Sidoarjo serta menampilkan tari Remo.

Sambutan pertama di sampaikan oleh ketua Panitia Supriyanto. Dia menjelaskan bahwa Rakernas adalah sebuah kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka evaluasi kinerja Pimpinan Pusat SPL FSPMI atas program kerja yang sudah disusun bersama pada Munas Logam yang lalu. Rakernas juga dimaksudkan untuk menyusun program program kerja dalam setahun yang adakan datang.

Kepada para peserta Rakernas, Supriyanto mengingatkan agar bersungguh-sungguh dalam mengikutinya. Diharapkan nantinya akan semakin paham konstitusi organisasi.

Dalam sambutannya, Ketua Umum SPL Yadun Mufid menjelaskan bahwa kenapa Rakernas ini dilaksanakan di Jawa Timur. Karena ingin membangkitkan kembali semangat juang buruh Jawa Timur.

Meski di dalam AD/ART Organisasi menyebutkan bahwa Rakernas sekurang kurangnya dilakukan sekali diantara dua Munas namun SPL akan berupaya untuk melaksanakan Rakernas sebanyak 4 kali (dalam arti setiap tahun akan di adakan).

Terkait Kasus PHK di PT Smelting, Yadun menyatakan dihadapan perwakilan Disnakertrans Provinsi dan Kabupaten bahwa akan berupaya melakukan advokasi yang “soft solution”. Tetapi bila itu tidak diterima berbagai pihak, maka dengan tegas organisasi akan berupaya menyelesaikannya dengan “hard solution”. Untuk itu dalam beberapa hari kedepan akan diadakan aksi, diharapkan agar khususnya SPL FSPMI di Jawa Timur untuk turut serta bersolidaritas.

Deputy Presiden FSPMI, Obon Tabroni, dalam sambutan berikutnya menyampaikan tentang permasalahan yang ditimbulkan oleh PP 78/2015. Hingga saat ini banyak daerah yang terhalang untuk mendapatkan UMSK bahkan Jawa Barat yang biasanya memimpin dalam UMSK juga baru sepekan ini mendapatkan. Padahal dalam UU 13/2003 sudah jelas mengatur tentang UMSK, bagaimana mekanisme upah, KHL, dan hak berunding.

“Namun saat ini kita tahu bahwa PP 78 telah menghapus itu semua.Bagaimana bisa mendapatkan UMSK jika harus ada kesepakatan antara Serikat Pekerja dengan pengusaha,” tegasnya.

Pria yang baru saja mencalonkan diri menjadi Bupati Bekasi ini juga menuturkan bahwa pada Konggres selanjutnya akan melepas satu sektor di SP Aneka Industri yakni Perkebunan. Karena dalam keanggotaan sudah dirasa cukup untuk bisa berdiri sendiri.

Presidium PPBS yang diwakili oleh Sugiono dalam sambutanya menjelaskan secara singkat tentang Aliansi PPBS dimana SPL FSPMI Sidoarjo juga menjadi bagian di dalamnya. Bersama dengan 25 orang SP/SB lain, hubungan yang harmonis antar SP/SB ini membuat pergerakan buruh Sidoarjo menjadi diperhitungkan berbagai pihak.

Puncaknya adalah sambutan dari Sekretaris Jenderal DPP FSPMI Riden Hatam Aziz yang mengajak untuk kembali meningkatkan energi dalam berjuang. Karena para pemangku kebijakan di negara ini sudah tidak lagi berpihak pada rakyat dan hanya mementingkan kelompoknya saja. Satu contoh kasus terbaru adalah adanya polemiK DPD DPR RI, dimana MA yang telah membatalkan tata tertib DPD yang menyatakan bahwa kepengurusan selama 2,5 tahun namun tidak ada yang menggubris. Artinya adalah saat ini kita menghadapi satu persoalan yang bila kita tidak bersungguh-sungguh dan bersama sama dalam berjuang maka mustahil akan berhasil.

Lihat bagaimana kekuatan partai pendukung pemerintah sudah menguasai hingga DPD yang harusnya diisi oleh orang orang diluar partai? Bahkan tidak hanya dewan eksekutif namun juga di legislatif, semua dikuasai partai pendukung pemerintah.

Ada satu hal lagi yang disampaikan oleh Riden, yakni tentang perjuangan melawan pemagangan yang di canangkan oleh pemerintah. Pemagangan ini dinilai dimunculkan untuk melanggengkan upah murah dan dipandang bahwa posisinya masih dibawah outsourcing. Jadi apabila outsourcing saja dilawan apalagi sistem pemagangan ini.

Pada akhir sambutan, secara simbolik dipukullah gong sebagai tanda dimulainya Rakernas SPL FSPMI kali ini.