Senyum Murtini, Senyum Kemanusiaan

Bogor, KPonline – Pada 16 November 2018 yang lalu, KoranPerdjoeangan.com menurunkan berita mengenai Murtini, salah seorang warga RT 007 RW 02 Kampung Cipereng, Desa Antajaya, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor.

Berita terkait bisa dibaca kembali pada artikel berita (Derita Murtini, Derita Kemanusiaan).

Beberapa hari yang lalu, Trisani dan Indrayanis, yang merupakan anggota FSPMI Bogor dan juga Relawan Jamkeswatch Bogor, berkesempatan mengunjungi Murtini kembali.

Kunjungan ini pun berdasarkan informasi yang didapatkan dari pihak keluarga, pasca perawatan dan operasi yang dialami oleh Murtini.

Kabar gembira sayup-sayup terdengar dari salah satu daerah paling ujung sebelah Timur di wilayah Kabupaten Bogor.

Senyum sumringah Murtini, menyambut kedatangan Trisani dan Indrayanis, ketika menginjakkan kaki didepan rumah Murtini. Senyum yang dahulu hampir tak pernah terpancarkan, ketika perempuan paruh baya ini mengalami busung lapar dan penyakit paru-paru yang sudah menahun.

Perempuan kelahiran 5 Juni 1969 inipun begitu gembira menyambut kedatangan Relawan Jamkeswatch Bogor, yang telah membantunya hingga saat ini dalam masa penyembuhan pasca operasi.

“Abdi bade ngahaturkeun hatur nuhun pisan ka anjeun, dugi abdi pulih ti ayeuna (saya mau ucapkan banyak terima kasih, ke kamu sekalian, hingga saya pulih saat ini),” ujar Murtini kepada Trisani dan Indrayanis.

Sebait kalimat yang tulus tersebut, terucap dari seorang warga masyarakat yang hingga saat ini, pelayanan kesehatan belum juga memadai.

Rasa kemanusiaanlah yang mendorong Trisani dan Indrayanis untuk segera membantu sesama. Meskipun saat ini keduanya merupakan mantan buruh pabrik, akan tetapi saling tolong-menolong, bantu-membantu terhadap sesama, selalu menjadi prioritas dalam tujuan hidup mereka.

Keterbatasan ekonomi ternyata tidak menyurutkan seseorang untuk mengucapkan rasa hormat dan rasa terima kasih atas bantuan orang lain.

Hal inilah yang dicontohkan oleh Murtini kepada kedua Relawan Jamkeswatch Bogor tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah pun, tidak berarti seseorang tersebut tidak mampu untuk bersyukur dan berucap terima kasih atas bantuan orang lain. (RDW)