Bogor, KPonline – Pandemi virus corona atau Covid-19 sampai saat ini masih membuat panik sejumlah pihak. Tidak terkecuali warga Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Bedasarkan informasi dan berita yang dilansir oleh radarbogor.id, satu keluarga di sana menjadi satu dari 40 warga kabupaten Bogor yang terinfeksi virus asal Wuhan, China itu.
Sekretaris Desa Dayeuh, Nmoh. Nazmudin mengatakan, satu keluarga di Perumahan GK Desa Dayeuh, Blok CS, sebagai Pasien Dalam Pantauan (PDP) virus mematikan asal China tersebut. Dia menyebutkan, virus tersebut telah menyerang suami, istri, berikut kedua anaknya.
Akibatnya, sejumlah kebutuhan alat kesehatan pencegah penyebaran virus sangat dibutuhkan. “Benar, mengingat saat ini warga kami sebagai PDP virus tersebut. Jadi harus mulai diantisipasi,” ungkap Mohammad Nazmudin pada Selasa 24 Maret 2020.
Di tengah situasi keuangan dan suasana desa setempat yang sama-sama mengkhawatirkan, dia mengaku, kebutuhan alat pencegahan menjadi sangat urgent. Demi menjaga sang pasangan suami istri tersebut dan kedua anaknya.
Meski tak menyebutkan pasien ditangani dimana, dia memastikan, saat ini salah satu warganya itu telah mendapatkan penanganan dari pihak medis. Saat ini pemerintah desa akan melakukan penyemprotan cairan disenfektan bantuan dari PT. Surya Raya Rubberindo (SRI), Desa Dayeuh. Saat ini sudah ada 10 tabung berisi 8 liter cairan tersebut. Bukan hanya itu, fogging setiap rumah warga pun turut dilakukan secara bergantian dan bergiliran.
“Sudah ditangani pihak medis. Jadi tidak boleh panik. Kalau itu kebutuhansebetulnya 18 tabung. Dengan jumlah saat ini kami akan lakukan penyemprotan,” ungkap dia.
Menyikapi hal ini Kepala Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jamhali menambahkan, pihak desa telah memberikan himbaua kepada seluruh warganya.
Warga diminta untuk tidak keluar rumah selama waktu yang tidak ditentukan. Kebersihan pun tetap harus dijaga khususnya sekitar rumah warga. “Melarang adanya kegiatan warga yang bersifat memicu kerumunan,” tambah dia.
Dia menyebut acara seperti hajatan, tabligh akbar, dan lainya yang selama ini mampu ditangani pemerintah desa pun turut ditunda. “Untuk saat ini kegiatan tersebut dilarang. Salah satu pencegahan virus,” pungkasnya.