Ridwansyah : Saya Besar Karena Nama Besar FSPMI

Bogor, KPonline – “Saya besar karena nama besar FSPMI. Bukan sebaliknya. FSPMI-lah yang membesarkan saya,” terang Sekretaris Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPAI FSPMI) Bogor, Ridwansyah, ketika kami berbincang dan bercengkerama di salah satu rumah makan di daerah Cibinong.

Laki-laki berkulit sawo matang ini berkisah tentang pasang surutnya SPAI FSPMI di Bogor.

Bacaan Lainnya

Sebagai serikat pekerja anggota yang paling “bontot”, SPAI-FSPMI Bogor tidak pernah menjadi pemalu dalam gerakan dan perjuangan kaum buruh di Bogor.

“Sejak di FSPMI, saya banyak mendapatkan julukan yang aneh-aneh. Nggak apa-apa sih, agak malu juga. Tapi ya nggak apa-apa juga,” sambil tertawa Ridwansyah menceritakan asal-usul beragam julukan tersebut kepada Tim Media Perdjoeangan FSPMI Bogor.

“Saking seringnya saya dan kawan-kawan buruh kumpul di rumah, pernah saya dimintai tolong buat merujukkan sepasang suami istri yang hampir bercerai. Karena saya disangka pengacara. Ya, senyumin aja,” tutur Ridwansyah yang pada saat itu ditemani oleh Ketua PC SPAI FSPMI Bogor Teti Supianti dan Bendahara PC SPAI FSPMI Bogor Dedi Wahdiat

“Disangka orang pintar juga pernah. Hanya gara-gara ada seorang buruh yang juga anggota FSPMI. Pas adzan Maghrib terdengar, tiba-tiba kesurupan. Dan nggak pake ilmu apa-apa, cuma keyakinan aja. Padahal waktu itu saya juga takut,” kenangnya.

Belakangan, Ridwansyah pernah ditawari untuk menjadi Ketua RW dan Kepala Desa oleh pemuda-pemudi di seputar lingkungan rumahnya. Hal tersebut ditanggapi dengan baik oleh Ridwansyah dan ditolak secara halus.

“Belum pantas dan kenapa harus saya?” Pertanyaan itulah yang diajukan oleh Ridwansyah kepada warga masyarakat yang mau mengusung dirinya untuk menjadi Kepala Desa.

Hal-hal yang luar biasa tersebut diakui oleh Ridwansyah, diawali karena FSPMI. “Secara langsung maupun tidak langsung, semua karena FSPMI,” kenang Ridwansyah sambil meneguk kopi hitam yang terlihat masih panas.

“Bahkan, maju sebagai bakal calon anggota legislatif di Daerah Pemilihan 6 Kabupaten Bogor, saya lakukan semata-mata karena tugas organisasi. Ya, karena FSPMI, bukan atas kehendak saya sendiri,” lanjut Ridwansyah.

“Saya ikhlas buat organisasi. Jadi kalau seandainya saya sudah jadi anggota DPRD, saya akan patuh terhadap instruksi organisasi. Karena partai yang mengusung saya kan hanya kendaraan, tapi kepentingan buruh yang tetap harus dikedepankan,” tegas pria yang ikut dalam pemilihan legislatif dalam pemilu 2019 ini.

Politik adalah kendaraan untuk mewujudkan kepentingan, dimana Buruh Go Politik menjadi agenda penting bagi kaum buruh khususnya kaum buruh FSPMI. Sehingga dibutuhkan kader-kader FSPMI yang mempunyai integritas yang tinggi, idealisme yang tak pernah lekang oleh zaman dan kepentingan yang sesaat.

Pos terkait