Relawan Jamkeswatch : Lakukan dan Lupakan

Bogor, KPonline – Suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi saya, ketika menerima undangan dari rekan-rekan Relawan Jamkeswatch Bogor, untuk hadir dalam agenda kegiatan mereka. Kali ini mereka menggelar Pendidikan dan Pelatihan Sosialisasi, Konsultasi dan Advokasi bagi para Relawan Jamkeswatch Bogor. Dan tentu saja, kegiatan positif macam ini, sepertinya cukup serius diadakan, karena regenerasi didalam Relawan Jamkeswatch pun sepertinya penting untuk dilakukan.

Tidak hanya berkesempatan untuk bertemu dengan para pejuang kesehatan, saya pun berkesempatan untuk berbincang dan menceritakan kisah-kisah yang sepertinya “tabu” untuk diutarakan. “Tabu” yang saya maksud disini adalah dalam hal, ketika perjuangan para Relawan Jamkeswatch harus disampaikan, dibicarakan, terlebih-lebih untuk dituliskan. Karena, kerja-kerja sosial yang telah mereka lakukan selama ini, cukup mereka dan Tuhan saja yang tahu. “Yaa, sudah lupa. Bukan melupakan, tapi biar saya saja dan Tuhan yang tahu. Karena saya dan rekan-rekan Relawan Jamkeswatch yang lainnya, telah mengikhlaskan semuanya,” ujar Dedi Purwadi, seorang buruh pabrik yang telah beberapa tahun terakhir telah menjadi Relawan Jamkeswatch.

Mengikhlaskan, semacam melupaka seluruh kebaikan dan upaya yang telah kita lakukan selama ini. Bukan juga untuk melupakan kesemuanya, akan tetapi lebih kepada, telah menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahkan, banyak dari rekan-rekan Relawan Jamkeswatch yang hingga kini, masih mengingat kejadian, dalam menangani sebuah kasus kesehatan yang mereka tangani. Seperti yang dituturkan oleh Arief Rachman, Anjarwati, Robby Cahyadi, Imas Siti Masitoh, Deta Akhiriyanti, Indra Putra, Heru Purnairawan, dan relawan-relawan lainnya.

Kesemuanya, bagi saya tentunya, merupakan pribadi-pribadi yang memiliki kebesaran hati yang melebihi besarnya gunung api. Keikhlasan mereka dalam mendampingi pasien, mengadvokasi pasien dan juga memberikan konsultasi kesehatan secara gratis, merupakan bentuk pengabdian yang tak akan mungkin mampu disamakan dengan materi apapun. Karena tidak ada sesuatu apapun didunia ini, yang akan mampu menandingi sebuah arti keikhlasan. Karena keikhlasan itu tiada ternilai harganya, dan tiada bandingannya didunia.

Ada banyak kisah, cerita dibalik kisah tersebut yang dapat saya tuliskan, saya sampaikan ke khalayak ramai. Akan tetapi, kebanyakan dari para Relawan Jamkeswatch yang saya ajak berbincang, untuk menceritakan kisah-kisah yang mereka miliki seputar dunia kesehatan, mereka lebih memilih diam. Mereka “lupa” dengan apa yang telah mereka lakukan demi orang-orang yang telah mereka tolong selama ini.

Ya, mereka telah melupakan hal-hal baik yang telah mereka lakukan. Mereka telah mengikhlaskan, kebaikan-kebaikan yang telah mereka tebar selama ini. Dalam jiwa mereka, dalam setiap sanubari Relawan Jamkeswatch, mereka lebih kepuasan batin dalam setiap derap langkah yang telah mereka torehkan. Karena Relawan Jamkeswatch lebih berbahagia ketika mereka melakukan, dan melupakan. Lakukan dan lupakan.