Kembali ke Akar Menuju Cahaya
Dulu…
di antara debu pabrik… dan panas matahari…
kita berdiri.
Bukan sekadar tubuh…
tapi hati—yang disatukan oleh mimpi.
Mimpi akan keadilan…
mimpi akan kesejahteraan…
mimpi bahwa buruh pun…
berhak hidup dengan martabat.
Kita berteriak…
bukan karena benci.
Tapi karena cinta…
cinta pada yang belum merdeka…
belum dihargai…
belum dihormati.
Langkah kita waktu itu… serempak.
Suara kita… satu.
Dan dunia… mulai mendengar.
Lalu…
waktu berjalan.
Organisasi tumbuh…
menjulang… membesar.
Kita bangga…
Disaat yang sama
Kita diuji.
Dinamika datang…
bagai ombak di tengah kapal besar.
Mereka membaca arah kita
Kita di pecah pecah pecah
Ada luka.
Ada yang tidak sadar pada pagar
Ada yang melangkah menjauh…
dan ada yang diam dalam tanya.
Namun hari ini…
di ruang ini…
di momen ini…
kita tidak lupa.
Kita…
Tetaplah saudara seperjuangan.
Masih anak-anak dari cita-cita yang sama.
Dan momen ini… adalah panggilan.
Panggilan untuk kembali ke akar.
Untuk menyatukan barisan.
Untuk membangun pilar.
Dan menjalani transformasi… dengan kesadaran.
Agar kelak…
anak-anak kita tahu,
bahwa di masa ini…
Logam bukan hanya organisasi—
tapi rumah perjuangan.
Tempat di mana harapan…
tidak pernah …..padam
(Dibacakan oleh Anam & Wiwik dalam Rakernas IV SPL FSPMI di Bandung, 29 Mei 2025. Diiringi gitar oleh Agus Sujarwo)