Polemik Kartu Pra Kerja : Rakyat Butuh Makan, Bukan Pelatihan

Jakarta, KPonline – Program pemerintah Jokowi berupa kartu pra kerja mulai menuai kritikan karena dianggap tak adaptif dengan kondisi terkini. Program ini memang sudah disiapkan jauh sebelum ada pandemi corona atau COVID-19.

Pemerintah harusnya melakukan modifikasi manfaat dari program ini, sehingga targetnya harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang sedang terhimpit corona, terutama yang terkena PHK dan dirumahkan. Saat ini, kebutuhan pokok seperti pangan lebih penting dari sekadar pelatihan yang bisa dilaksanakan pada lain waktu.

Bacaan Lainnya

“Hal yang tidak tepat adalah ketika subsidi kartu pra kerja kok diberikan dalam bentuk training (pelatihan). Saat ini banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan dan rakyat kita perlu makan saat ini, bukan pelatihan,” ujar Azim, salah satu buruh di Jakarta.

Ia beralasan selama ini kegiatan-kegiatan pelatihan-pelatihan oleh instansi pemerintah cenderung tak efektif dan memboroskan anggaran.

“Yang kita dengar angkanya besar itu, 1 orang peserta pra kerja akan mendapatkan Rp 1.000.000,- kalau dikali 5,6 juta orang sudah Rp 5,6 triliun,. Uang itu akan lebih bermanfaat kalau diberikan langsung kepada penerimanya, supaya dapat digunakan untuk membantu mereka bertahan hidup,” katanya.

“Walaupun tidak harus semua tunai, sebagian bisa dalam bentuk barang, misalnya beras. Kenapa alokasi anggaran pelatihan itu malah diberikan kepada lembaga training online sebagai bagian dari sasaran program kartu pra kerja?” ungkap Azim.

“Rakyat ini sedang susah, berikanlah uang itu pada yang memang berhak menerimanya,” tambahnya lagi.

Seperti diberitakan di media, kartu pra kerja ini hingga 14 April 2020, sudah ada 3,8 juta calon peserta yang mendaftar di situs prakerja.go.id. Di mana 2,3 juta melakukan verifikasi email dan 1,6 juta melakukan verifikasi NIK. Dari total tersebut 926.790 peserta dinyatakan bergabung dengan batch I program ini.

Program Kartu Prakerja adalah program pemerintah untuk menyiapkan sumber daya manusia Indonesia sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Bentuknya pelatihan online dan tatap muka. Namun akan lebih bijak untuk saat ini uang pelatihan itu akan bermanfaat kalau diberikan langsung kepada penerimanya, supaya dapat digunakan untuk membantu mereka bertahan hidup. (Jim)

Pos terkait