PKK RT 007 Asri Pratama Gandeng Yayasan Bina Kesehatan Perempuan Mandiri Lakukan Sosialisasi Kanker Serviks

Bekasi, KPonline – Kanker Serviks merupakan salah satu penyakit yang menjadi fokus serius bagi pemerintah. Berdasarkan data dari Indonesia Society of Gynecologic Oncology (INASGO) tahun 2022-2023 kanker serviks mendominasi proporsi kasus kanker yang sering dijumpai sekitar 62 persen.

Melihat hal itu pengurus PKK RT.007/08 Asri Pratama bekerja sama dengan Yayasan Bina Kesehatan Perempuan Mandiri (YBKPM) mengadakan sosialisasi terkait kanker serviks pada Sabtu, 10 Maret 2024 bertempat di balai Bandung Bondowoso.

Di Indonesia sendiri kanker serviks itu adalah kanker yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan yang lainnya sekitar 62 persen kasus kanker reproduksi itu yang paling sering ditemukan adalah kanker serviks. Jadi ini merupakan kasus yang sangat banyak kanker serviks, tapi sayangnya di Indonesia itu datang saat hampir 70-80 persen itu sudah stadium lanjut.

Membengkaknya biaya pengobatan kanker serviks, dikarenakan pembedahan kanker serviks membutuhkan waktu yang cukup lama dan memakan banyak sumber daya, mulai dari alat-alat pembedahan hingga perawatan pasca operasi.

Tidak hanya itu, pasien kanker serviks sering mengalami komplikasi jangka panjang, seperti masalah berkemih, yang memerlukan perawatan tambahan. Hal tersebut menyebabkan pengeluaran yang besar bagi negara, terutama untuk kasus kanker serviks stadium lanjut

Meskipun kanker serviks adalah jenis kanker organ reproduksi yang paling umum di Indonesia, program pencegahan dan kesadaran masyarakat masih belum optimal.

Sebagian besar kasus kanker serviks di Indonesia terdeteksi pada stadium lanjut yang mempersulit proses pengobatan dan meningkatkan risiko kekambuhan.

Pada umumnya tata laksana kanker serviks di stadium lanjut itu adalah radiasi dan kombinasi dengan kemoterapi. Nah dikarenakan memerlukan sebuah modalitas yang canggih tentu ini akan meningkatkan biaya pengobatan, sehingga menjadi suatu beban negara.

Adapun, program pencegahan kanker serviks menjadi bagian dari rencana aksi nasional Kemenkes yang bertujuan untuk mempercepat eliminasi penyakit itu.

Program tersebut mencakup pilar-pilar seperti pencegahan, edukasi, evaluasi program, penelitian, dan pengelolaan kebijakan.

Salah satu langkah yang direncanakan adalah integrasi program pencegahan kanker serviks ke dalam program kesehatan masyarakat yang sudah ada.

Dengan upaya yang terkoordinasi dan konsisten, diharapkan penanganan kanker serviks dapat menjadi lebih efektif dan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia. (Yanto)