Peringati IWD 2023, Begini Kata Bakal Calon Anggota DPD RI Tentang Perempuan

Bekasi, KPonline – Keadilan gender dimaknai sebagai perlakuan yang sesuai dengan hak dan kewajiban yang diterima oleh seseorang sebagai manusia yang bermartabat.

Posisi yang sama untuk mendapatkan kesempatan yang sama dan imbalan yang setimpal adalah salah satu contohnya. Sayangnya, masih banyak perlakuan yang diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin, terutama perempuan.

Bacaan Lainnya

Ketidakadilan dalam perlakuan juga membuat suatu ketimpangan sosial di masyarakat yang akan berdampak pada pewarisan perlakuan tersebut secara terus-menerus. Sebagai generasi penerus bangsa yang menginginkan perubahan yang lebih baik, maka perlu diketahui dan dipahami apa saja bentuk ketidakadilan gender di lingkungan sosial.

Dalam peringatan Internasional Women’s Day (IWD) yang jatuh pada 8 Maret 2023, Bakal Calon DPD RI Dapil Jawa Barat A. Taupik Hidayat mengatakan masih banyak stigma atau label yang melekat pada diri kita karena konstruksi sosial di masyarakat.

Misalkan saja, perempuan harus bekerja pada ranah domestik, sedangkan laki-laki pada sektor publik. Anak laki-laki yang mudah menangis dianggap sebagai laki-laki yang lemah atau cengeng, bukannya dianggap sebagai ungkapan emosi yang wajar.

“Anak perempuan sudah sewajarnya mudah menangis dan harus selalu diberi kelembutan dan pengistimewaan. Padahal pandangan seperti itu adalah salah karena menggeneralisasikan satu sifat tertentu kepada semua orang. Pandangan atau label yang diberikan selama ini harus diubah dan membutuhkan pendewasaan untuk tatanan gender yang baik di masyarakat,” ungkap Taupik.

Sementara Bacaleg DPRD Kabupaten Bekasi Budi Lahmudi menuturkan perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam politik, sosial, pendidikan maupun ekonomi.

“Subordinasi atau menomorduakan perempuan seseorang berhak meraih kesempatan yang sama dalam politik, ekonomi, sosial, pendidikan, jabatan dan karier. Memprioritaskan penyerahan jabatan kepada seorang laki-laki daripada perempuan yang juga memiliki kapabilitas yang sama adalah salah satu contoh ketidakadilan,” kata Budi Lahmudi.

Lebih lanjut ia mengatakan tidak hanya menomorduakan, pandangan superioritas terhadap laki-laki untuk sebuah jabatan tertentu harus diubah. “Kemampuan kecerdasan bekerja tidak ditentukan oleh jenis kelamin, melainkan ditentukan oleh kapasitas dan kesanggupannya memikul tanggung jawab,” pungkasnya.

Harapannya di hari perempuan sedunia, semua orang bisa mengambil hikmah bahwa perempuan bukan makhluk yang lemah namun lembut dan penuh kasih sayang, makhluk yang melahirkan pemimpin-pemimpin hebat. (Yanto)

Pos terkait